Diperkosa karena salah masuk kamar
Saya bangga dengan jati diriku sebagai seorang gay! Dan kebetulan sekali saya horny sekali. Sudah tak terhitung jumlah cowok yang pernah kutiduri. Semuanya kungentotin dengan penuh nafsu dan tentunya dengan kondom! Di kalangan teman-teman homoseksualku, saya dikenal sebagai Master Ngentot. Tak jarang, mereka antri hanya ingin merasakan kontolku menghajar anus mereka. Bahkan ada beberapa cowok yang kutemui di internet yang mengaku straight tapi pensaran bagaimana rasanya disodomi. Dengan senang hati, kusodomi mereka sampai mereka berteriak- teriak penuh kenikmatan. Tak pernah ada pikiran untuk disodomi karena saya seorang top sejati. Suatu hari, entah mimpi apa aku semalam, saya memenangkan voucher menginap di sebuah hotel di Bali selama 3 hari dan 3 malam. Berhubung voucher- nya hanya satu, hanya saya yang pergi. Enak juga, jauh dari ortu untuk sesaat. Saya bisa berbuat semaunya:) Di umurku yang ke 24 ini, saya merasa lebih butuh ruangan untuk bernapas, tanpa dikendalikan orangtua. Saya membayangkan diriku bertemu dengan bule-bule yang tampan dan gagah berotot. Aahh.. Pasti enak mengentotin mereka. Saya memang homoseksual, tapi saya ‘top’. Saya pantang dingentot! Namun pada malam pertamaku menginap di hotel itu, saya belajar bahwa dingentotin itu enak juga. Malam itu, saya sedang asyik tidur-tiduran seraya menonton TV. Saat itu, saya baru saja mandi dan hanya berbaring di atas ranjang dengan mengenakan handuk. Acara yang sedang ditayangkan kebetulan tentang kontes pria macho. Di luar negeri, tidak hanya wanita saja yang dikonteskan. Para pria pun dikonteskan. Prosedurnya hampir sama, hanya saja dalam kontes pria, yang ditonjolkan adalah sisi kejantanan dan maskulinitas. Mataku membelalak menyaksikan pria demi pria berjalan mempertontonkan tubuh mereka yang indah berotot dalam balutan celana renang yang minim. Wah, kontol mereka tercetak jelas walaupun mereka tidak sedang ngaceng! Merasa agak ‘kepanasan’, saya pun memain-mainkan kontolku. Handuk yang melilit di pinggangku, kusibakkan dan saya menikmati sesi masturbasiku. “Aahh..” desahku, membayangkan para pria ganteng itu menyembah kakiku dan mempersembahkan lubang anus mereka yang masih perjaka kepadaku. Aahh.. Mana tahan. “Oohh.. Aahh.. Uuhh..” Dalam otakku yang bejat, kubayangkan saya mengentotin mereka bergantian. Kontolku membobol keperjakaan mereka dan menghabisi mereka satu demi satu, hingga tak ada lagi perjaka dalam kontes itu. Semuanya telah kungentotin. Dan saat fantasi mesumku berakhir, berakhir pula sesi masturbasiku dengan.. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CRROOTT!! Kontolku berdenyut- denyut, memuntahkan lahar panas keputihan. Perutku berkontraksi, dan tubuhku mengejang- ngejang. Pejuhku muncrat ke atas dan mendarat di atas tubuhku dan juga ranjang. “AARRGGHH!! AARGGHH!! AARRGGHH!!” erangku, menikmati orgasmeku. Dan ketika semuanya usai, saya merasa kelelahan. Saya pun mengantuk dan ingin tidur. Tanpa peduli bahwa saya masih telanjang dan belepotan pejuh, kututup mataku dan tidur. Dalam tidurku, tanpa kuketahui, pintu kamarku terbuka. Meskipun hotelnya mewah, namun peralatan kuncinya masih menggunakan kunci konvensional. Dan sialnya, saya lupa mengunci pintuku. Seorang pria berjinjit masuk lalu mengunci pintu itu kembali. Dengan pandangan penuh nafsu, dia menelan pemandangan di mana saya terbaring telentang dengan handuk tersibak. Kontolku yang kempes belepotan pejuh. Saat saya tersadar adalah saat ketika saya merasa dicium seseorang. Saya kaget setengah mati. Seorang pria berada di atas ranjangku. Tapi saya tak mengenalnya. Pria itu lumayan ganteng. Umurnya sekitar 30an. Badannya biasa-biasa saja, namun masih terbilang seksi. Rambutnya tercukur rapi dan wajahnya terkesan gagah. Tubuhnya juga harum dengan parfum pria yang lembut dan memabukkan. Kemudian, saya sadar bahwa pria itu telanjang bulat. Kontolnya mengaceng tegang sekali. Fakta bahwa dia pria pribumi semakin membuatku terangsang. Saya ingin bertanya apa yang sedang terjadi namun tiba-tiba saya tersadar bahwa kedua tangan dan kakiku terikat pada ranjang. Dan mulutku disumpal celana dalam yang tak kukenal. Bau kencing dan pejuh kering langsung menyerang hidungku. Celana dalam itu pasti kepunyaan lelaki itu. Astaga, saya sedang diperkosa! Bukannya saya tidak menyukai dia. Seperti kataku tadi, menurutku dia sangat tampan dan merangsang. Tapi saya mulai ketakutan, membayangkan dia mengentotin anusku. Saya hanya suka mengentot tapi tidak suka dingentot. Apa jadinya jika anusku yang perjaka itu ditusuk- tusuk oleh kontol seorang pria yangs ama sekali tak kukenal sebelumnya. Namun pria itu tersenyum ramah padaku, seolah-olah sudah mengenalku sejak lama. “Akhirnya loe bangun. Gue sengaja membiarkan loe tidur sebab gue gak mau ganggu loe. Gue sengaja mengikat dan menyumpal mulutmu agar loe bisa ngerasain ‘bondage’ sex (seks dengan ikatan tali). Gue bisa aja ngelepasin sumpalan loe biar loe bisa nyedot kontol gue, tapi gue ada ide menarik,” kata pria itu, menggerayangi tubuhku. Terikat terlentang di ranjang dengan seorang pria yang akan menyodomiku benar-benar menakutkanku. Tubuhku gemetaran dengan rasa takut. Namun pria itu malah mengira saya gugup. “Tenang saja, Jimmy. Loe gak perlu tegang gitu. Nikmati aja.” “Jimmy? Dia memanggilku Jimmy? Tapi saya bukan Jimmy! Astaga, apa yang sedang terjadi?” tanyaku panik. Saya berusaha berteriak- teriak agar dia tahu bahwa dia telah salah mengenali orang, namun suara yang keluar hanya suara erangan tertahan akibat sumpalan celana kolornya yang berbau khas pria itu. Saya mulai memasrahkan diriku, tahu bahwa tak ada jalan keluar dari kekacauan ini. “Terus terang, gue kaget liat loe. Seharusnya loe bilang kalo loe Chinese, soalnya gue paling suka cowok Chinese. Kalo tau loe putih mulus begini, gue ‘kan bakal datang pagian,” senyumnya, cengar-cengir seperti kuda. Biarpun begitu, wajahnya masih terlihat tampan dan gagah. Pria itu kemudian memposisikan tubuhnya tepat di atas tubuhku. Mata kami bertatapan. Kulihat nafsu berkobar-kobar di matanya. “Kayaknya lebih enakan ketemu face-to-face begini daripada lewat chatting,” komentarnya. Rupanya pria ini dan Jimmy saling mengenal lewat chatting. Pasti Jimmy tidak memberikan fotonya sehingga pria ini salah mengenaliku dan mengira saya Jimmy. Astaga, bagaimana kekacauan ini bisa terjadi? Pria itu lalu menggosok- gosokkan kontolnya yang ngaceng ke perutku. Gosokannya menimbulkan sensasi aneh di seluruh tubuhku dan merangsang kontolku. Kontolku pun bangun dari tidurnya, menusuk-nusuk selangkangannya. Pria itu tersenyum mesum melihat kontolku ngaceng. “Ngaceng lagi, yach? Sorry yach, gue telat datang. Jadinya loe mesti main sendiri deh. Tadi gue liat pejuh loe di mana-mana. Pasti orgasme tadi hebat banget. Tapi bakal lebih hebat lagi kalo loe bersama gue. Gue janji bakal bikin loe melayang ke surga, sayangku,” bisiknya sambil tetap menggosok-gosokkan kontolnya. Semakin lama, gosokannya menjadi semakin kencang dan napasnya mulai memburu- buru. Dapat kurasakan cairan hangat membasahi perutku. Pasti kontolnya mengeluarkan precum. Dia pasti sedang bermasturbasi sambil menggunakan tubuhku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Gue.. Mmaauu.. Aahh.. Kkeelluuaarr.. AaAARRGGHH!!” Dan muncratlah pejuhnya ke depan. Pejuhnya tersemprot jauh ke depan dan mengenai mukaku. Sambil mengerang dan mengejang, pria itu menikmati orgasmenya. “AARRGGH!! OOHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!” Pejuh terus-menerus ditembakkan keluar sehinga ketika semuanya usai, saya sudah bermandikan pejuh pria itu. “Aahh..” Mukanya nampak letih sekali. Dugaanku bahwa setelah orgasmenya, dia akan melepaskanku. Tapi saya salah. Pria itu masih punya agenda lain, yakni mengentot anusku! “Aahh.. Enak banget, Jimmy. Thanx,” katanya. Pria itu bangkit dan membersihkan tubuhnya dari noda-noda pejuh. “Omong-omong, loe ingat ama chatting kita yang terakhir. Loe bilang bahwa kalo kita ketemu, loe pengen dientot ama gue. Berhubung sekarang kita udah ketemu, gue rasa ini merupakan saat yang tepat,” sambung pria itu seraya mengocok-ngocok kontolnya. Saya ketakutan dan ingin berteriak namun tanpa daya. Diikat seperti itu, tak mungkin saya meloloskan diri. “Rasakan kontol gue,” katanya. Sengaja, didekatkannya kontolnya yang tegang dan basah itu ke wajahku. Sosis itu kemudian dipukul-pukul ke wajahku. Saya hanya terdiam, ketakutan. Noda- noda precum menodai wajahku. Sebagian mendarat di lubang hidungku. Aroma kelaki- lakian pun tercium tajam dan menyengat. Sebagai homoseksual, saya terangsang! Tiba-tiba, dia kembali menggerayangin tubuhku dan memposisikan kontolnya tepat di depan anusku. Berhubung kedua kakiku diikat terentang lebar-lebar, dia takkan menemui kesulitan yang berarti dalam mengentotinku. Kemudian, tanpa aba-aba, dia langsung membenamkan kepala kontolnya masuk ke dalam lubangku. “MMPPHH!!” erangku, tersumpal celana dalamnya. Sakit sekali. Saya merasa seolah-olah anusku dibelah dan ditarik membuka. Air mataku berlinang keluar, namun pria itu tidak memperdulikannya. Malahan, dia menjadi semakin bersemangat untuk menghabisi pantaku. Kontolnya keluar masuk lubang duburku, meninggalkan noda-noda precum di dalam duburku. Yang paling tak kusuka adalah rasa panas yang membakar anusku serasa anusku akan sobek. Kontolku terperangkap di antara tubuhnya dan tubuhku. Gerakan ngentot pria itu secara tidak langsung telah memasturbasi kontolku. “Mmpph.. Mmpphh..” erangku, merasakan nikmat dan sakit sekaligus. Kebingungan melanda diriku. Saya benci dingentot namun sekarang saya mulai menyukainya. “Hhppff.. Mmppff.. Mmppff..” erangku menggeliat-geliat sementara kontol pria itu terus menerus menyerangku. Kepala kontolku terus- menerus bergesekkan dengan perutnya hingga pejuhku mulai terpompa keluar. Seiring dengan berdenyut- denyutnya anusku akibat orgasme, kontol pria itu tercekik di dalam dan memaksanya untuk berejakulasi. Maka.. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT! “AARRGG!! AARGGHH!! AARRGHH!! UUGGHH!! AARRGGH!!” erangnya sambil menghentak- hentakkan tubuhnya. Pejuh hangat membanjiri kanal pembuanganku, membuatku merasa becek dan penuh. Kontolnya masih bergerak-gerak di dalam anusku. “Aahh..” desahnya saat tak ada lagi pejuh yang muncrat dari lubang kontolnya. CCROOTT!! Letih dan lemas, pria itu menarik keluar kontolnya dengan suara PLOP! Napas kami berdua terengah-engah dan berat sekali. Keringat membasahi tubuh kami. Pria itu memelukku lagi dan kali ini saya tidak melawannya. Saat pria itu membebaskanku dari ikatan dan sumpalan, barulah saya mengatakan padanya bahwa dia telah salah kamar. Dia pun panik dan buru-buru meminta maaf dan memohon agar saya tidak melaporkannya ke polisi. Saya tersenyum dan menciumi bibirnya. “Tenang aja. Gue juga homo, kok. Tapi saya akan menutup mulutku asalkan loe berjanji untuk mengentotku lagi. Bagaimana?” tanyaku. Pria itu pun menyetujuinya seraya menciumiku balik. Aahh.. Kami pun kembali bergumul di ranjang. Kontol pria itu bangkit kembali, begitu pula dengan kontolku. Pria itu menciumiku dengan lidahnya. Saya menyerahkan driku sepenuhnya dan membiarkan lidahnya masuk. Oh, nikmatnya berciuman.. Dengan bernafsu, pria itu memposisikan badanku dalam posisi doggy-style. Saya tak melawan, dan malah ingin merasakan hajaran kontolnya lagi. Lalu.. “AARRGGHH!!” erangku saat kontol itu kembali masuk dan menghajar anusku yang masih agak perih itu. Semalaman kami bermain cinta. Saat pagi menjelang, ranjang kami sudah basah dengan pejuh! Saya jadi kasihan dengan Jimmy, siapa pun dia. Tapi yang penting, malam itu saya mendapat kepuasan yang tak terhingga dan saya senang pria itu nyasar ke kamarku…