CERITA SEX – TANTE DILA YANG SANGAT LIAR – Aku adalah seorang pria berusia 25 tahun, aku keturunan chinese, wajahku menawan, kulitku putih bersih. Tinggiku 165 cm dan berat badanku 70 kg.
Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu,
Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.
Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di malam hari, kurang lebih pukul 20.00 seorang wanita menelponku.
“Hallo dengan Candra?” suara merdu terdengar dari sana.
“Ya saya sendiri” jawabku.
Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya,
“Can?, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.
“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.
“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,”
“Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan dia memintaku untuk melakukan hal itu didepan suaminya.
Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “G” berbintang lima di kawasan Bali, Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu.
Dan benar dugaanku, sebuah president suite room di hadapanku. Kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu.
“Candra?” katanya.
“Ya saya Candra,” jawabku. Dia melihatku dari atas hingga bawah sebelum ia memberikan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.
“OK, masuklah” katanya. Ketika aku masuk, Mengejutkan sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.
Lalu aku melihat ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Candra kaan? Kenalkan Saya Dila” katanya lembut.
Aku terpana melihatnya, rambutnya yang panjang berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect!. Ketika dia berkata
“Lohh kok diam?”.
“Akh enggak..” kataku sambil tersenyum.
“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.
“Oke tunggu yahh sebentar,” jawabku melangkah ke kamar mandi. filmbokepjepang.com Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa.Kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.
Aku melangkah keluar,
“Yuk kita mulai,” katanya.
Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya,
“Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab,
“terserah kau saja..”. ia tertawa kecil
Langsung kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos,
“Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga.
“Kamu cantik sekali Dila” kataku lirih.
Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, betapa beruntungnya aku ini.
“Ah kamu bisa saja,” kata Dila.
Aku masuk ke dalam bed cover, kutelusuri tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang.
Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.
“Can..” bisik Tante Dila di telingaku.Aku menoleh dan. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku
“Can.. mulailah sayang..” bisik Tante Dila. Dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Dilaa yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.
Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Dila yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.
“Apa yang mau kau lakukan untukku Can..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.
Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik,
“Tante pasti tahu apa yang akan Candra lakukan.. Candra akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan.
Ku raba-raba seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, Kuremas remas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat.
“Oouuhh..” Tante dila mengeluh lirih.
Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya.
Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecupan-kecupan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Dilaa. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal.
Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Dila telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap rambut kepalaku.
Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Dila yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Dila.
Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, Kujilat lembut dari ujung leher keperut terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya.
“Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Dilaa. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.
Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.
“Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya. Bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan tembem itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Candra..” lirih Tante Dilaa.
Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali.
“Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,”
Lima menit kemudian..
“Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.
“Ahh..Tante, sekarang giliran Tante,”
“Okh Can.. indah sekali punyamu ini..” Lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan sangat keras itu.
“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” Isengnku keluar aku sudah menghunjamkan kontolku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu.
“Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak.
Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.
“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung merangkul pinggulnya dan menujuh selangkangan memek itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sudah membanjiri memeknya yang tembem itu.
“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Candd.. hh masukin sekarang juga, Sayangg..” pintanya sambil memegang pantatku.
Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.
Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kujilat dan kuemut pada kedua putingnya secara bergiliran, Sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku
Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara kontolku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa becek
Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat, Puas memainkan kedua buah dadanya, Kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu,
Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.
“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Cann.. ooh,” desah Tante Dila.
“Ohh ahhh Sthhhhshsht Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante,oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu.
Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk kontolku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.
Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Dila terasa menegang, “Cann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”
“Taahaan Tante.. tunggu akuuu ngg.. oohh sshtt ohhh Tante.. tahan dulu.. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Dila menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.
“Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan memeknya disekeliling kontolku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang memeknya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.
Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kontolku dengan memeknya yang telah dibasahi oleh cairan dari memeknya Tante Dila. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Dila sedikit teriak.
“Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Dila.
“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.
“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Dila.
“Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.
Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Dila mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yahh.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”
“Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya.
“Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Dila,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.,,,,,,,,,,,,,,,,,