Betapa Enaknya Mekinya Selvi
Saya kost di tempat Senayan, kamarku bersebelahan dengan kamar seorang gadis imut yang masih kecil, tubuhnya mungil, putih bersih dan senyumnya benar-benar mempesona. Dalam kamar kostku terdapat beberapa lubang angin sebagai ventilasi.
Awalnya lubang itu kututup dengan kertas putih…, namun sesudah gadis imut itu kost di sebelah kamarku, maka kertas putih itu saya lepas, sehingga saya dapat bebas dan jelas melihat apa yang terjadi pada kamar di sebelahku itu.
Suatu malam saya mendengar suara pintu di sebelah kamarku dibuka, lalu saya seperti biasanya naik ke atas meja untuk mengintip. Ternyata gadis itu baru pulang dari sekolahnya…, namun kok sampai larut malam begini tanyasaya dalam hati.
Gadis imut itu yang belakangan namanya kuketahui yaitu Silvi, menaruh tasnya lalu mencopot sepatunya kemudian mengambil segelas air putih dan meminumnya…, akhirnya dia duduk di kursi sambil mengangkat kakinya menghadap pada lubang angin tempat saya mengintip.
Silvi sama sekali tak bisa melihat ke arahku karena lampu kamarku telah kumataikan sehingga malah saya yang dapat leluasa melihat ke dalam kamarnya.
Pada posisi kakinya yang diangkat di atas kursi, terlihat jelas celanaa dalamnya yang putih dengan gundukan kecil di tengahnya…, lalu saja tiba-tiba kontolku yang berada dalam celanasaya otomatais mulai ereksi.
Matasaya mulai melotot melihat keindahan yang tiada duanya, apalagi ketika Silvi lalu bangkit dari kursi dan mulai melepaskan baju dan rok sekolahnya sehingga kini tinggal BH dan celanaa dalamnya. Sebentar dia bercermin memperhatikan tubuhnya yang ramping putih dan tangannya mulai meluncur pada payudaranya yang ternyata masih kecil juga.
Diusapnya payudaranya dengan lembut. Dipuntirnya pelan puting susunya sambil memejamkan mataa, rupanya dia mulai merasakan nikmata, lalu tangan satunya meluncur ke bawah, ke celanaa dalamnya digosoknya dengan pelan, tangannya mulai masuk ke celanaanya dan bermain lama. Saya bergetar lemas melihatnya, sedangkan kontolku sudah sangat tegang sekali.
Lalu kulihat Silvi mulai melepaskan celanaa dalamnya dan…, Wowww, belum ada bulunya sama sekali, sebuah memek yang menggunduk seperti gunung kecil yang tak berbulu. Ohh, begitu indah, begitu mempesona. Lalu kulihat Silvi naik ke tempat tidur, menelungkup dan menggoyangkan pantatnya ibarat sedang bersetubuh.
Silvi menggoyang pantatnya ke kiri, ke kanan…, naik dan turun…, rupanya sedang mencari kenikmataan yang ingin sekali dia rasakan, namun sampai lama Silvi bergoyang rupanya kenikmataan itu belum dicapainya, Lalu dia bangkit dan menuju kursi dan ditempelkannya memeknya pada ujung kursi sambil digoyang dan ditekan maju mundur.
Kasihan Silvi…, rupanya dia sedang terangsang berat…., suara nafasnya yang ditahan menggambarkan dia sedang berusaha meraih dan mencari kenikmataan surga, Namun belum juga selesai, Silvi kemudian mengambil spidol…, dibasahi dengan ludahnya lalu pelan-pelan spidol itu dimasukan ke lubang memeknya, begitu spidol itu masuk sekitar satu atau dua centi mataanya mulai merem melek dan erangan nafasnya makin memburu,
“Ahh…, ahh”, Lalu dicopotnya spidol itu dari memeknya, sekarang jari tengahnya mulai juga dicolokkan ke dalam memeknya…, pertama…, jari itu masuk sebatas kukunya kemudian dia dorong lagi jarinya untuk masuk lebih dalam yaitu setengahnya, dia melenguh,
“Oohh…, ohh…, ahh”, namun heran saya jadinya, jari tengahnya dicabut lagi dari memeknya, kurang nikmata rupanya…, lalu dia melihat sekeliling mencari sesuatu…, saya yang menyaksikan semua itu betul-betul sudah tak tahan lagi.
Kontolku sudah sangat mengeras dan tegang luar biasa, lalu kubuka celanaa dalamku dan sekarang kontolku bebas bangun lebih gagah, lebih besar lagi ereksinya melihat memek si Silvi yang sedang terangsang itu. Lalu saya mengintip lagi dan sekarang Silvi rupanya sedang menempelkan memeknya yang bahenol itu pada ujung meja belajarnya.
Kini gerakannya maju mundur sambil menekannya dengan kuat, lama dia berbuat seperti itu…, dan tiba-tiba dia melenguh, “Ahh…, ahh…, ahh”, rupanya dia telah mencapai kenikmataan yang dicari-carinya.
Sesudah selesai, dia lalu berbaring di tempat tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Kini posisinya tepat berada di depan pandanganku. Kulihat memeknya yang berubah warna menjadi agak kemerah-merahan karena digesek terus dengan ujung kursi dan meja. Terlihat jelas memeknya yang menggembung kecil ibarat kue apem yang ingin rasanya kutelan, kulumata habis…, dan tanpa terasa tanganku mulai menekan biji kontolku dan kukocok kontolku yang sedang dalamn posisi “ON”.
Kuambil sedikit krim pembersih muka dan kuoleskan pada kepala kontolku, lalu kukocok terus, kukocok naik turun dan, “Akhh”, saya mengeluh pendek ketika air maniku muncrat ke tembok sambil matasaya tetap menatap pada memek Silvi yang masih telentang di tempat tidurnya.
Nikmata sekali rasanya onani sambil menyaksikan Silvi yang masih berbaring telanjang bulat. Kuintip lagi pada lubang angin, dan rupanya dia ketiduran, mungkin capai dan lelah.
Esok harinya saya bangun kesiangan, lalu saya mandi dan buru-buru berangkat ke kantor. Di kantor seperti biasa banyak kerjaan menumpuk dan rasanya sampai jam sembilan malam saya baru selesai. Meja kubereskan, komputer kumataikan dan saya pulang naik taksi dan sekitar jam sepuluh saya sampai ke tempat kostku.
Sesudah makan malam tadi di jalanan, saya masih membuka kulkas dan meminum bir dingin yang tinggal dua botol. Saya duduk dan menyalakan TV, ku-stel volumenya cukup pelan. Saya memang orang yang tak suka berisik, dalam bicarapun saya senang suara yang pelan, kalau ada wanita di kantorku yang bersuara keras, saya langsung menghindar, saya tak suka. Acara TV rupanya tak ada yang bagus, lalu kuingat kamar sebelahku, Silvi…, yang tadi malam telah kusaksikan segalanya yang membuat saya sangat ingin memilikinya
Saya naik ke tempat biasa dan mulai lagi mengintip ke kamar sebelah. Silvi yang cantik itu kulihat tengah tidur di kasurnya, kulihat nafasnya yang teratur naik turun menandakan bahwa dia sedang betul-betul tidur pulas.
Tiba-tiba nafsu jahilku timbul, dan segera kuganti celanaa panjangku dengan celanaa pendek dan dalam celanaa pendek itu saya tak memakai celanaa dalam lagi, saya sudah nekat, kamar kostku kutinggalkan dan saya pura-pura duduk di luar kamar sambil merokok sebatang ji sam su.
Sesudah kulihat situasinya aman dan tak ada lagi orang, ternyata pintunya tak di kunci, mungkin dia lupa atau juga memang sudah ngantuk sekali, jadi dia tak memikirkan lagi tentang kunci pintu.
Dengan berjingkat, saya masuk ke kamarnya dan pintu langsung kukunci pelan dari dalam, kuhampiri tempat tidurnya, lalu saya duduk di tempat tidurnya memandangi wajahnya yang mungil dan, “Alaamaak”, Silvi memakai daster yang tipis, daster yang tembus pandang sehingga celanaa dalamnya yang sekarang berwarna merah muda sangat jelas terbayang di hadapanku. “Ohh…, glekk”, saya menelan ludah sendiri dan repotnya, kontolku langsung tegang sempurna sehingga keluar dari celanaa pendekku.
Kulihat wajahnya, mataanya, alisnya yang tebal, dan hidungnya yang mancung agak sedikit menekuk tanda bahwa gadis ini mempunyai nafsu besar dalam seks, itu memang rahasia lelaki bagi yang tahu. Ingin rasanya saya langsung menubruk dan mejebloskan kontolku ke dalam memeknya, namun saya tak mau ceroboh seperti itu.
Sesudah saya yakin bahwa Silvi benar-benar sudah pulas, pelan-pelan kubuka tali dasternya, dan terbukalah, lalu saya sampirkan ke samping. Kini kulihat pahanya yang putih kecil dan padat itu. Sungguh suatu pemandangan yang sangat menakjubkan, apalagi celanaa dalamnya yang mini membuat gundukan kecil ibarat gunung merapi yang masih ditutupi oleh awan membuat kontolku mengejat-ngejat dan mengangguk-ngangguk.
Pelan-pelan tanganku kutempelkan pada memeknya yang masih tertutup itu, saya diam sebentar takut kalau kalau Silvi bangun, saya bisa kena malu, namun rupanya Silvi benar-benar tertidur pulas, lalu saya mulai menyibak celanaa dalamnya dan melihat memeknya yang mungil, lucu, menggembung, ibarat kue apem yang ujungnya ditempeli sebuah kacang.
“Huaa”, saya merinding dan gemetar, kumainkan jariku pada pinggiran memeknya, kuputar terus, kugesek pelan, sekali-sekali kumasukkan jariku pada lubang kecil yang betul-betul indah, bulunyapun masih tipis dan lembut. Kontolku rasanya makin ereksi berat, saya mendesah lembut.
Ahh, indahnya kau Silvi, betapa kuingin memilikimu, saya menyayangimu, cintasaya langsung hanya untukmu. Oh, saya terperanjat sebentar ketika Silvi bergerak, rupanya dia menggerakkan tangannya sebentar tanpa sadar, karena saya mendengar nafasnya yang teratur berarti dia sedang tidur pulas.
Lalu dengan nekatnya kuturunkan celanaa dalamnya perlahan tanpa bunyi, pelan, pelan, dan lepaslah celanaa dalam dari tempatnya, kemudian kulepas dari kakinya sehingga kini silvi benar-benar telanjang bulat.
Luar biasa, indah sekali bentuknya, dari kaki sampai wajahnya kutatap tak berkedip. Payudaranya yang masih berupa puting itu sangat indah sekali. Akh, sangat luar biasa, pelan-pelan kutempelkan wajahku pada memeknya yang merekah bak bunga mawar, kuhirup aroma wanginya yang khas.
Oh, saya benar-benar tak tahan, lalu lidahku kumainkan di sekitar memeknya. Saya memang terkenal sebagai si pandai lidah, karena setiap wanita yang sudah pernah kena lidahku atau jilatanku pasti akan ketagihan, saya memang jago memainkan lidah, maka saya praktekan pada memek si Silvi ini. Lereng gunung memeknya kusapu dengan lidahku, kuayun lidahku pada pinggiran lalu sekali-kali sengaja kusenggol clitorisnya yang indah itu.
Kemudian gua kecil itu kucolok lembut dengan lidahku yang sengaja kuulur panjang, saya usap terus, saya colok terus, kujelajahi gua indahnya sehingga lama-kelamaan gua itu mulai basah, lembab dan berair. Oh, nikmatanyaa air itu, aroma yang khas membuatku terkejet-kejet, kontolku sudah tak sabar lagi, namun saya masih takut kalau kalau Silvi terbangun bisa runyam nanti, namun desakan kuat pada kontolku sudah sangat besar sekali.
Nafasku benar-benar tak karuan, namun kulihat Silvi masih tetap saja pulas tidurnya.-Sayapun lebih bersemangat lagi, sekarang semua kemampuan lidahku kupraktekan saat ini juga, luar biasa memang, memek yang mungil, memek yang indah, memek yang sudah basah.
Rasanya seperti sudah siap menanti tibanya senjatasaya yang sudah berontak untuk menerobos gua indah misterius yang ditumbuhi rumput tipis milik Silvi, namun kutahan sebentar, karena lidahku dan jilatanku masih asyik bermain di sana, masih memberikan kenikmataan yang sangat luar biasa bagi Silvi.
Sayang Silvi tertidur pulas, andaikata Silvi dapat merasakan dalam keadaan sadar pasti sangat luar biasa kenikmataan yang sedang dirasakannya itu, namun walaupun Silvi saat ini sedang tertidur pulas secara psycho seks yang berjalan secara alami dan biologis,…nikmata yang amata sangat itu pasti terbawa dalam mimpinya, itu pasti dan pasti, walaupun yang dirasakannya sekarang ini hanya sekitar 25%, Buktinya dengan nafasnya yang mulai tersengal dan tak teratur serta memeknya yang sudah basah, itu menandakan faktor psycho tsb sudah bekerja dengan baik. Sehingga nikmata yang luar biasa itu masih dapat dirasakan seperempatnya dari keseluruhannya kalau di saat sadar.
Akhirnya Karena kupikir sudah cukup rasanya lidahku bermain di memeknya, maka pelan-pelan kontolku yang memang sudah minta terus sejak tadi kuoles-oleskan dulu sesaat pada ujung memeknya, lalu pada clitorisnya yang mulai memerah karena nafsu, rasa basah dan hangat pada memeknya membuat kontolku bergerak sendiri otomatais seperti mencari-cari lubang gua dari titik nikmata yang ada di memeknya.
Dan ketika kontolku dirasa sudah cukup bermain di tempat istimewanya, maka dengan hati-hati namun pasti kontolku kumasukan perlahan-lahan ke dalam memeknya…, pelan, pelan dan, “sleeppp…, sleseppp”, kepala kontolku yang gundul sudah tak kelihatan karena batas di kepala kontolku sudah masuk ke dalam memek Silvi yang hangat nikmata itu.
Lalu kuperhatikan sebentar wajahnya, Masih!.., dia, Silvi masih pulas saja, hanya sesaat saja kadang nafasnya agak sedikit tersendat,
“Ehhss…, ehh…, sss”, seperti orang ngigau. Lalu kucabut lagi kontolku sedikit dan kumasukkan lagi agak lebih dalam kira-kira hampir setengahnya,
“Akhh…, ahh, betapa nikmatanyaa, betapa enaknya memekmu Silvi, betapa seretnya lubangmu sayang”. Oh, gerakanku terhenti sebentar, kutatap lagi wajahnya yang betul-betul cantik yang mencerminkan sumber seks yang luar biasa dari wajah mataa dan hidungnya yang agak menekuk sedikit,.. ohh Silvi, betapa sempurnanya tubuhmu, betapa enaknya memekmu, betapa nikmatanyaa lubangmu. Oh, apapun yang terjadi saya akan bertanggung jawab untuk semuanya ini. Saya sangat menyayangimu.
Lalu kembali kutekan agak dalam lagi kontolku supaya bisa masuk lebih jauh lagi ke dalam memeknya, “Bleeeess…, blesssess”, “Akhh…, akhh”, sungguh luar biasa, sungguh nikmata sekali memeknya, belum pernah selama ini ada wanita yang mempunyai memek seenak dan segurih milik Silvi ini.
Ketika kumasukan kontolku lebih dalam lagi, kulihat Silvi agak tersentak sedikit, mungkin dalam mimpinya dia merasakan kaget dan nikmata juga yang luar biasa dan nikmata yang amata sangat ketika senjatasaya betul-betul masuk, lagi-lagi dia mengerang, erangan nikmata, erangan sorga yang saya yakin sekali bahwa silvi pasti merasakannya walaupun dirasa dalam tidurnya.
Sayapun demikian, ketika kontolku sudah masuk semua ke dalam memeknya, kutekan lagi sampai terbenam habis, lalu kuangkat lagi dan kubenamkan lagi sambil kugoyangkan perlahan ke kanan kiri dan ke atas dan bawah, gemetar badanku merasakan nikmata yang sesungguhnya yang diberikan oleh memek Silvi ini, aneh sangat luar biasa, memeknya sangat menggigit lembut, menghisap pelan serta lembut dan meremas senjatasaya dengan lembut dan kasih sayang. Benar-benar memek yang luar biasa. Oh Silvi, tak akan kutinggalkan kamu.
Lalu dengan lebih semangat lagi saya mendayung dengan kecepatan yang taktis sambil membuat goyangan dan gerakan yang memang sudah kuciptakan sebagai resep untuk memuaskan silvi ini. Akhirnya senjatasaya kubenamkan habis ke dasar memeknya yang lembut, habis kutekan kontolku dalam-dalam.
Aakh, sumur Silvi memang bukan main, walaupun lubang memeknya itu kecil tenamun aneh dapat menampung senjataa meriam milikku yang kurasa cukup besar dan panjang, belum lagi dengan urat-urat yang tumbuh di sekitar batang kontolku ini, memek yang luar biasa.
Lama-kelamaan, ketika kontolku benar-benar kuhunjamkan habis dalam-dalam pada memeknya, saya mulai merasakan seperti rasa nikmata yang luar biasa, yang akan muncrat dari lubang perkencinganku. “Ohh…, ohh”, kupercepat gerakanku naik turun, dan akhirnya muncratlah air maniku di dalam memeknya yang sempit itu. Saya langsung lemas, dan segera kucabut kontolku itu, takut Silvi terbangun.
Dan sesudah selesai, saya segera merapikan lagi. Celanaa dalamnya kupakaikan lagi, begitu juga dengan dasternya juga saya kenakan lagi padanya. ,Sebelum kutinggalkan, saya kecup dulu keningnya sebagai tanda sayang dariku, sayang yang betul-betul timbul dari diriku, dan akhirnya pelan-pelan kamarnya kutinggalkan dan pintunya kututup lagi.
Saya masuk lagi ke kamarku, berbaring di tempat tidurku, sambil menerawang, saya menghayati permainan tadi. Oh, sungguh suatu kenikmataan yang tiada taranya. Dan Sayapun tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya seperti biasa saya bangun pagi, mandi dan siap berangkat ke kantor, namun ketika hendak menutup pintu kamar, tiba-tiba Silvi keluar dan tersenyum padsaya.
“Mau berangkat Pak?”, tanyaanya, saya dengan gugup akhirnya mengiyakan ucapannya, lalu kujawab dengan pertanyaaan lagi.
“Kok Silvi nggak sekolah?”.
“Nanti Pak, Silvi giliran masuk siang”, sayapun tersenyum dan Silvipun lalu bergegas ke depan rumah, rupanya mau mencari tukang bubur ayam, perutnya lapar barangkali. Taxi kucegat dan saya langsung berangkat ke kantor.