Cerita Dewasa – Jadi Pelampiasan Mertua
- Home
- Cerita sex sedarah
- Cerita Dewasa – Jadi Pelampiasan Mertua
Cerita Dewasa – Ini bermula ketika aku baru saja pulang dari kerja dan melihat ibu mertuaku yang sedang asik bermain, ini kisahku denganya mari kita simak..
Aku Dimas, 31 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri.
Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.
“Kok sendirian Dimas? Mana anak istrimu?” tanya ibu mertuaku.
“aku ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.
“O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar ibu mertuaku.
Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar.
“Papa mana, Ma?” tanyaku.
“Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan ibu mertuaku.
“Kamu mau pulang jam berapa, Dimas?” tanya ibu mertuaku.
“Agak sorean, Ma. aku akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku.
“Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar ibu mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.
“Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata ibu mertuaku.
“Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.
ibu mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Cerita Sex Sedarah Ibu Mertua
“Loh katanya mau tidur?” tanya ibu mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.
“Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.
“Tahukah kamu, Dimas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya ibu mertuaku kepadaku memecah kesunyian.
“Kenapa, Ma?” tanyaku.
“Dulu sejak pertama kali
datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata ibu mertuaku. Aku hanya tersenyum.
“Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata ibu mertuaku lagi.
“Mama sangat akung kamu, Dimas,” kata ibu mertuaku lagi.
“aku juga akung mama,” ujarku.
“Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata ibu mertuaku.
“Apa itu, Ma?” kataku.
“Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar ibu mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.
“Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.
“Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata ibu mertuaku.
Aku tatap mata ibu mertuaku. Kemudian aku tersenyum.
“aku yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati ibu mertuaku sampai badan kami bersentuhan.
Kemudian aku peluk ibu mertuaku erat. ibu mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.
“Boleh mama cium kamu Dimas? Sebagai tanda akung?” tanya ibu mertuaku.
Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. ibu mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. ibu mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. filmbokepjepang.sex Selang beberapa detik ibu mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman ibu mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas ibu mertuaku terdengar agak cepat. Tangan ibu mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.
Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. ibu mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. ibu mertuaku masuk.
“Sudah mau tidur, Dimas?” tanya ibu mertuaku.
“Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. ibu mertuaku juga ikut duduk di sampingku.
“Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya ibu mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.
“Tidak, Ma. Justru aku senang karena ternyata mama sangat akung dengan aku,” jawabku.
ibu mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.
“Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku.
“Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibirku.
Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada ibu mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan ibu mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. ibu mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada ibu mertuaku. Tak lama, ibu mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. ibu mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.
“Mama senang kamu datang hari ini, Dimas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar ibu mertuaku sambil menciumku.
“aku juga senang karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher ibu mertuaku.
ibu mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada ibu mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu ibu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain.
“Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah ibu mertuaku semakin merangsang gairahku.
Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba ibu mertuaku memegang kepalaku.
“Jangan ke bawah, Dimas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar ibu mertuaku.
Aku tersenyum dan maklum karena ibu mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha ibu mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan ibu mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek ibu mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..
“Ohh.. Sshh.. Oh, Dimas.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.
ibu mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba ibu mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.
“Oh, Dimas.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil ibu mertuaku.
“Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.
Beberapa saat kemudian tubuh ibu mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek ibu mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.
“Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil mengecup bibirku.
“Terima kasih, Dimas…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi ibu mertuaku.
“Boleh Dimas minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.
“Apa?” ujar ibu mertuaku.
“aku mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. ibu mertuaku tersenyum.
“Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar ibu mertuaku.
“Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. ibu mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.
“Ayo, Dimas,” ujar ibu mertuaku.
Aku segera masukkan kontolku ke memek ibu mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata ibu mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi ibu mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat ibu mertuaku.
“Ohh.. Enak, Ma…” kataku.
Kugesekkan kontolku ke belahan pantat ibu mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, ibu mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Dimas..”.
“Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh ibu mertuaku.
Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah ibu mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.
Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, ibu mertuaku perempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya.
“Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum.
“Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Dimas takut,” ujarku.
“Tidak akan kesini kok, Dimas,” ujarnya.
“Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar ibu mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana.
“aku juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.
“Ayo dong, Dimas.. Mama sudah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.
“Kita ke hotel yuk, Dimas?” ajak ibu mertuaku. Aku mengangguk.
Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, ibu mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku.
“Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Dimas kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.
“Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.
Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, ibu mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Aku balas ciumannya..
“Cepat kita lakukan, Dimas.. Waktu kita hanya sedikit,” ujar ibu mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya.
Aku juga demikian. ibu mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan ibu mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.
“Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek ibu mertuaku.
“Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata ibu mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.
Selang beberapa belas menit tiba-tiba ibu mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemudian.. “Ahh.. Mmhh.. Enak akung…” desah ibu mertuaku mencapai puncak orgasmenya.
Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian aku tekan kontolku ke lubang memek ibu mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek ibu mertuaku.
“Maaf, Ma.. Dimas tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil memeluk tubuh ibu mertuaku.
“Tidak apa-apa, Dimas,” jawab ibu mertuaku.
“Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi.
“Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya ibu mertuaku.
“Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana…” jawabku. ibu mertuaku tersenyum.
“Kita pulang Dimas,” ujar ibu mertuaku.
Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.
“Hati-hati di jalan ya, Dimas,” ujar ibu mertuaku.
“Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.
“Tengokin mama dong sesering mungkin, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum penuh arti.
“Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.
Lalu aku pulang. Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah ibu mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.