Cerita Sex Pembantuku Dari Desa
- Home
- Cerita sex pembantu
- Cerita Sex Pembantuku Dari Desa
Cerita Sex Pembantuku Dari Desa
Cerita Dewasa – Aku seorang lelaki hidung belang penikmat berbagai rasa kenikmatan seks dari banyak wanita. Aku sudah beristri dan beranak satu. Aku berpenampilan rapi layaknya bos kayu ,banyak wanita yang menghampiriku. Namaku Alex, aku sering selingkuh kesana kemari ketahuan terus dengan istriku. Istriku yang berpenampilan biasa saja nggak ada rapi-rapinya.
Membuat aku selalu mencari mangsa wanita jalang. Anakku berumur 23tahun dan 27 tahun yang satu sudah berkeluarga, sedangkan yang anak terakhir masih berkuliah. Anakku cowok semua, mungkin kalau anakku cewek bisa aku nikmati sekalian jika aku kalap. Untung saja anakku cowok, menantuku juga cantik tetapi tidak tinggal bersama ku dia sudah punya rumah sendiri.
Umurku sudah menginjak kepala 5, umur yang sudah tidak muda lagi. Tetapi gairah seksku melebihi anak muda. Aku termasuk hypersek, aku pandai bermain seks. Wanita yang aku jamah pasti meminta lagi dan lagi. Istri dan anakku sudah paham dengan sifatku tetapi aku berlagak sudah insyaf. Diluar aku masih saja mencari pemuas nafsuku, bayar cewek malam itu hobiku.
Untuk berselingkuh dengan satu orang aku nggak biasa karena kerja ku di rumah. Keluar kota nggak mungkin menginap kalau istri tidak ikut. Keluar kota sekalipun istriku pasti ikut dia sudah hafal sifatku. Rasanya bosan banget di rumah setiap hari memandang istriku yang tidak merubah penampilannya. Kalau pas pengen berhubungan ya sekedarnya nggak ada rasa yang nikmat.
Yang penting layaknya suami istri yang berhubungan seks. Rasanya hambar, seperti sayur tanpa garam. Mungkin karena aku penikmat daun muda jadi makin nggak ada hasrat dengan istriku sendiri. Saat itu mak ijah pembantu di rumahku pulang dan nggak kembali lagi karena suaminya sakit. Dia harus merawat suaminya yang sedang sakit.
Istriku mencari pembantu baru, dia menyuruh mak Ijah untuk mencarikan tetangganya di desa yang mau bekerja disini. Udah seminggu nggak ada pembantu dirumah, rasanya marah terus setiap hari. Telepon berbunyi mak Ijah menelpon aku, dia bilang ada yang mau kerja disini. Masih muda baru lulus SMA berminat menjadi PRT.
Dengan tegas aku menyetujui usulan Mak Ijah tanpa mempertimbangkan dengan istriku. Nggak lama kemudian aku bilang dengan istriku dia juga menyetujuinya. Tumben banget dia setuju mungkin dia udah percaya sama aku kalau aku udah bener-bener insyaf nggak bakalan kepincut dengan daun muda. Dua hari berlalu pembantu itu datang ke rumah.
Dengan membawa tas kecil berpenampilan biasa layaknya orang desa gadis itu datang. Wajahnya yang lugu dan sangat polos sekali. Terlihat malu-malu dengan sedikit senyuman. Istriku mempersilahkan masuk gadis itu namanya Dewi. Dia memperkenalkan dirinya dengan sangat lirih suaranya. Aku yakin ini adalah sasaran empuk, buat pelampiasan nafsu aku.
Dia anak seorang yang kurang mampu bekerja untuk membantu ibunya yang sedang sakit-sakitan di desa. Terlihat parasnya yang cantik lugu dan polos. Aku sudah berfikiran macam-macam tentang gadis itu, rasanya udah nggak sabar pengen menikmati indah perawan desa itu. Dia diantar istriku menuju kamar mak Ijah yang dulu, kamar yang berdekatan dengan anakku.
Kesempatanku luas untuk menikmati gadis desa itu. Setelah masuk ke kamar dia keluar lagi dengan menggunakan rok dibawah lutut kaki yang putih bersih kaos yang dia gunakan ketat. Rasanya ingin segera menerkam gadis itu. Namun aku tahan gairahku kalau aku terburu-buru takutnya istriku curiga.
Dia gadis yang rajin baru sampai aja udah berusaha menyiapkan makanan, mencuci baju. Aku harus membuat dia betah tinggal disini. Keesokan harinya istriku menyuruhnya untuk ke swalayan membeli keperluan dapur. Tampak istriku nggak enak badan, mungkin darah tingginya kambuh.
“Buk, Dewi aku antar saja soalnya kasihan belum tahu jalan dia…”.
“Iya yah antar saja…”.
Kesempatan memang di depan mata, aku mengantar Dewi ke Swalayan yang lumayan agak jauh dari rumah. Terlihat parasnya yang cantik dan lugu kulitnya yang putih. Sepanjang perjalanan aku ngobrol tapi dengan jawaban satu dua saja. Dewi tidak banyak bicara membuat aku makin penasaran. Aku pegang tangannya yang masih halus itu, dia menolak.
“Anggap saja aku ini bapakmu ya, jangan takut aku pasti selalu melindungimu…”.
“Iya pak…”.
Kemudian aku pegang kembali tangan Dewi dia tidak menolak sedikit demi sedikit juga bicara. Sesekali aku pegang penisku yang nggak tahan lagi. Sesudah sampai di swalayan Dewi belanja keperluan rumah. Kemudian aku membantu memasukkan belanjaan itu.
Kita masuk di mobil dan bergegas untuk pulang, aku lihat rok panjang Dewi membuka tampak pahanya mulus banget. Semakin nggak bisa menahan rasa nafsuku ini, aku hanya melotot memandangi paha Dewi.
“Maaf pak saya nggak tau kalau terbuka,…”, ucap Dewi dengan sedikit malu dan takut.
“Nggak papa Dewi biasa saja, nanti bapak mau mampir sebentar ya ke rumah temen bapak…”.
“Kemana pak, saya diantar dulu saja takut ibu di rumah nungguin”.
“Nggak papa, kamu terlalu cepat belanja biasanya ibu kalau belanja sampai jam 1 siang karena antri tadi kan kita berangkat pagi…”.
“Iya sudah pak saya nurut saja…”.
Udah nggak tertahankan lagi, aku mampir ke penginapan. Dewi tampak ketakutan sekali, tapi aku berusaha meyakinkan dia. Aku tinggal dia di mobil aku memesan kamar, Dewi diam saja di mobil. Setelah itu aku ajak turun tetapi dia menolak mau menunggu di mobil saja.
“Ayo turun teman bapak sudah menunggu di dalam…”.
“Iya pak…”, dengan wajah ketakutan Dewi turun dari mobil.
Aku memakasnya masuk ke kamar, Dewi nggak bisa menolak. Dia hanya terdiam, di dalam kamar itu. Aku mengunci pintu, Dewi duduk di sofa. Cerita Seks
“Teman bapak mana ? kenapa pintu di kunci pak ?”, tanyanya.
Pertanyaan yang sangat polos,
“Sudah kamu tenang aja, bapak mau nyenengin kamu nurut aja apa semua kata bapak nanti aku kirim uang buat ibumu di desa…”.
“Iya pak…”, (benar-benar lugu dan tanpa perlawanan).
Aku menyuruhnya untuk membuka baju dan rok panjangnya, dia nurut. Dia hanya memakai bra dan celana dalam. Penisku berdiri tegak memandangi kemulusan tubuh Dewi yang polos itu. Aku melepas celana dan pakaianku, Dewi berbaring di ranjang.
Aku mencium bibir mungilnya, dia tampak binggung. Nikmat banget bibirnya, penisku mengenai memek perawan itu. Dia bergerak seperti terkejut karena penisku mengenai memeknya. filmbokepjepang.com Aku buka bra Dewi payudara perawan yang masih kencang, putingnya kecil aku mainkan. Tanganku meremas payudara Dewi, wajah memerah dan mendesah lirih.
“Aaahhhh…”.
“Enak kan sayang, nurut aja sama bapak ya…”.
Tanpa jawaban Dewi hanya diam menikmati wajahnya merah dengan sedikit rasa takut. Aku mencium payudaranya, aku julurkan lidahku di puttingnya. Tubuh mungil semakin menggeliat, tampak dia sangat menikmati. Aku putar-putar lidahku menggelilingi putting payudara Dewi. Aku kulum lama banget hingga merah, Dewi semakin nggak kuat menahan, tubuhnya terus bergerak.
Dia sudah dikuasai oleh nafsu, tangannya memegang wajahku yang sedang asyik mengulum putting.
“Aahhhh… ahhh…”.
Aku terus mencoba membangkitkan gairah Dewi. Aku kecup kedua payudara Dewi, tampak merah-merah kecupan bibirku. Aku turun ke bawah hingga pusarnya, semakin terlihat Dewi begairah. Aku buka celana dalam Dewi yang tipis itu. Aku buka jari-jariku mencari lubang kenikmatan Dewi. Tanganku terus bermain Dewi mendesah dengan keras.
“Oooooohhhh… oooohhhh… pak sudah pak…“.
“Tahan Dewi… pasti akan lebih nikmat…”.
Aku menciumi memek Dewi yang masih polos itu tanpa rambut sedikitpun. Aku terus mengulum lubang memeknya, tampak Dewi pasrah.
“Aahhhhh…Aahhhhh……”.
Aku mencoba memasukkan penisku ke dalam lubang memek Dewi, aku putar-putar terus hingga licin. Rasanya nikmat banget, udah pengen masuk ke lubang itu. Tapi dengan pelan-pelan aku memasukkan karena masih perawan. Ujung penisku sedikit masuk.
“Aahhh… ahhh sakit pak…”, raut wajah Dewi yang kesakitan dan menikmati terpancar.
Aku terus mencoba memasukkan,
“Aahhhhh…”.
Keluar sedikit cairan bercampur darah aku berhasil merenggut keperawanan Dewi. Aku terus mendorong penisku masuk kedalam.
“Aahhhh…ahhhhh….”, Hanya desahan yang bisa Dewi berikan.
Terus keluar masuk penisku, mempompa ke dalam. Tak lama kemudian keluar spermaku.
“Croooottt… Croooottt…”.
Aku semprotkan sperma ke dada Dewi, Dewi tampak lemas. Dia hanya berbaring dengan memejamkan matanya. Aku membersihkan Dewi, kemudian membangunkannya. Aku ajak dia pulang karena sudah jam 2 siang. Sesampainya di rumah istriku sudah menunggu di teras. Untung saja nggak banyak bicara dia percaya aja sama aku.
Sejak saat itu aku memberikan pengertian kepada Dewi, aku beri dia Handphone. Di dalam handphone ada viedo-video porno biar Dewi belajar cara ngeseks yang bikin nikmat pasangannya. Dewi semakin pintar bermain seks, sesekali ada kesempatan aku dan dia berhubungan layaknya suami istri. Dewi pun ketagihan denganku, dia melakukkan seks pertama kali sama aku.
Sekarang dia jadi milikku seutuhnya, hanya aku laki-laki satu-satunya yang menikmati keindahan tubuh Dewi. Semenjak tinggal di rumah Dewi terlihat sedikit gemuk. Bagian-bagian tertentu semakin besar, payudara yang kecil menjadi sangat montok karena setiap hari aku remas dan elus. Dewi juga pandai melihat situasi dan kondisi.
Aku dan dia menjalin hubungan yang sangat lama, Dewi pun enggan menikah dengan orang lain. Dia hanya meluapkan nafsunya dengan aku. Semakin hari semakin lihay bermain seks, memuaskan gairahku juga sangat lincah.,,,,,,,,,,,,,,
Related Posts
Cerita Dewasa Merawanin Anak Pembantu Di Rumahku
Comments Off on Cerita Dewasa Merawanin Anak Pembantu Di Rumahku
Cerita Sex Merasakan Memek Pembantuku Yang Sempit
Comments Off on Cerita Sex Merasakan Memek Pembantuku Yang Sempit
Cerita Sex Nikmat Permainan Pembokat
Comments Off on Cerita Sex Nikmat Permainan Pembokat