Gelora Incest Terkutuk
- Home
- Cerita Porno
- Gelora Incest Terkutuk
cerita ini 100% fiksi. Kritik dan saran silahkan. Kalau ad yg crot boleh cerita. Kalau ada wanita yang suka cerita ini, coba sharing. Ceritanya langsung panjang selesai. Saya malas update2.
Isinya ada sedarah, daun muda, daun tua dan pemerkosaan.
Namaku Joni. Kelas 3 SMA. Aku and the gank punya rutinitas nobar setelah pulang sekolah. Mungkin sekitar 3x seminggu. Kebetulan salah satu temanku, Judika punya home theater. Biasanya aku dan pacarku Nagita, Yanto, Budi ngumpul di rumahnya.
Home theater Judika dilengkapi dengan satu tempat tidur ukuran King size. Kalau pantat atau kepala sudah menyentuh permukaannya, rasanya sudah tidak mau bangun lagi. Apalagi ruangannya dilengkapi dengan AC. Sehabis dari cuaca luar yang panas, pas masuk ke dalam rasanya jessss…
Kami termasuk penggemar film bokep. Awalnya sih kami nonton film normal normal aja, Tapi semenjak si Budi bawain video yang isinya ada persetubuhan antara anggota keluarga, kami jadi ketagihan. Percaya gak percaya itu video-videonya buatan lokal. Jadi di masyarakat kita ada yang melakukan kayak begituan.
Ada video yang pemainnya kelihatannya suka sama suka, tapi ada juga yang Kelihatan dipaksa. Misalnya ada potongan adegan seorang kakak gituin adik perempuannya. Sang adik yang mengenakan seragam smu memohon-mohon, “jangan kak..jangan…” Sementara kakak cowoknya kelihatan gak peduli dan membuka paksa kancing-kancing bajunya. filmbokepjepang.com Karena adiknta mencoba menahan bajunya agar tidak dibuka, si kakak membetot seragam adiknya sampai kancingnya copot lepas semuanya. Setelah itu ia angkat BHnya, sampai buah dadanya yang tokcil kelihatan. Si kakak dengan gemas meraba-raba dan meremasnya. Sementara adiknya berusaha menutupi daerah pribadinya dengan lengannnya.
Rok seragam abu-abu sang adik tak luput. Sang kakak menyingkapnya naik hingga sepinggang. Dengan cepat tangan si kakak meraba-raba daerah kewanitaan adiknya dari luar celana dalamnya. “Kak..plisss… Aku gak mau….” “Berisik…”
Sang kakak berusaha melorotin cd adiknya, sementara adiknya mencoba menahannya agar jangan sampai lepas.
“Kamu cantik, kakak ingin merasakan lubang kamu.”
“Jangan kak….sadar Kak….kita bersaudara.”
Sang kakak membuka gasper celana panjangnya, dan melepaskan pengaitnya. Burungnya pun dikeluarkan.
“Kalau kamu nggak kasih lubang yang di bawah, Kakak akan pakai lubang yang di atas.”
Si kakak pun mengangkangi wajah adiknya. Dan memasukkan batangnya ke mulut adik perempuannya.
“Hemmm… Enak dik…”
Sang adik juga tampaknya pasrah, dan membiarkan kakaknya melakukan apa yang diinginkannya.
Sayang potongan video cuma sampai situ, lalu berlanjut mereka berdua sedang di bathhtub dan keliatan meki adiknya sedang diusap-usap. Setelah itu end.
Ada juga video, pemainnya 1 pria paruh baya dan seorang anak gadis yang masih belia, sekitar usia SMP. Kelihatan banget dari wajahnya, bahwa mereka itu bapak dan anak.
Di video itu mereka sedang pangku-pangkuan menghadap kamera. Gadis yang masih belia itu mengenakan jilbab putih, t-shirt lengan panjang dan celana panjang. Sedangkan si bapak kemeja kotak-kotak celana kain hitam. Video ini nggak ada suaranya.
Kalau dari pandangan mata keduanya, dan anggukan-anggukan kepala, kelihatannya adalah seorang di balik kamera yang sedang bercakap-cakap dengan mereka dan memberikan instruksi.
Nggak berapa lama, si anak gadis mendongakkan kepala agak menyamping. Sementara si bapak menundukkan kepalanya. Lalu bibir mereka perlahan saling mendekat. Hingga akhirnya bersentuhan. Lidah mereka pun keluar, saling bertautan.
Si anak gadis tidak terlihat canggung sama sekali, bahkan memejamkan mata menikmati pagutan cumbuan ayahnya. Sesekali mereka saling melempar senyum.
Namun ketika tangan ayahnya merambat naik dan mengusap daerah dadanya dibalik jilbab yang menutupinya, terlihat wajahnya berubah gugup. Nafasnya berubah menjadi sedikit berat. Kelihatan dari lekukan kain jilbabnya, sang ayah sedang memainkan putingnya dari luar baju. Si gadis membusungkan dadanya.
Si sutradara yang ada di balik kamera, terlihat tangannya memberi petunjuk kepada sang ayah untuk mulai mengusap daerah kewanitaan putrinya.
Ayah dan anak itu berhenti bercumbu. Pandangan keduanya berpindah ke bagian bawah perut si anak gadis, seiring dengan tangan kiri ayahnya merambat turun dan mengelus daerah privat putrinya. Kedua kaki si gadis belia melebar, memberikan keleluasaan bagi ayahnya.
Usapan dan remasan sang ayah semakin intens. Sang anak menggigit bibirnya. Telapak tangan yang sedang berbuat asusila di kemaluan anak yang masih kecil itu mulai masuk ke dalam celana. Mulut si gadis membuka, seperti sedang mengeluarkan suara lenguhan. Ia meraih kepala ayahnya. Lalu keduanya mulai berciuman lagi.
Sang sutradara menarik karet celana si anak gadis dan meng zoom organ kewanitaannya yang mungil dan bersih tanpa bulu yang sedang diusap-usap oleh jemari sebuah telapak tangan yang besar.
Tak berapa lama kemudian mereka berhenti sesaat. Keduanya memperhatikan sang sutradara yang memberikan arahan lagi.
Si gadis belia itu berdiri, berbalik badan kemudian berlutut. Jari-jari yang kecil dan lentik itu membuka ikat pinggang ayahnya, melepaskan pengaitnya dan menurunkan resleting celananya. Kemudian ia memegang dan menarik keluar batang ayahnya yang ada di balik celana dalamnya.
Batang pria paruh baya itu sudah menegang keras. Putrinya menggenggamnya dan mengocoknya dengan kecepatan sedang. Sambil sesekali ia memberikan kecupan-kecupan kecil di kepala jamur sang ayah.
Pria itu menelan ludah berkali-kali sambil memperhatikan anaknya yang tengah memberikan hand job.
Tak lama kemudian tangan gadis belia itu berpegangan pada kedua lutut ayahnya. Kemudian ia melahap penis ayahnya ke dalam mulutnya yang mungil. Hanya dengan gerakan kepala maju mundur, ia mengurut ujung titit itu dengan bibirnya. Kelihatannya ia sudah cukup pandai melakukannya.
Semenit kemudian masuk seorang wanita dewasa ke dalam adegan. Ia juga mengenakan jilbab. Kalau dilihat dari wajahnya dan dibandingkan dengan rupa anaknya, ini ibunya. photomemek.com Wanita itu menurunkan celana panjang anaknya setengah paha. Sehingga kami bisa melihat pemandangan pantat mungil yang berbalut cd putih. Ia menyelipkan jemarinya ke selangkangan putrinya dari belakang dan mengusap-usapnya maju mundur.
Setelah kemaluan si gadis dielus–elus oleh ibunya, kepala sang anak semakin liar dan cepat bergerak mengocok batang ayahnya.
Sementara itu si ibu diinstruksikan oleh sutradara untuk menarik ke atas gamisnya dan memperlihatkan tubuhnya ke kamera. Anjiiing… Gak pakai bh, dan cm pakai thong yang bagian depannya cuma ada segitiga kecil yang menutupi lubang kewanitaannya. Ini keluarga liar banget.
Adegan ini terpotong dan tiba-tiba berganti scene, mereka bertiga ada di tempat tidur dan sudah bugil semua. Sementara kedua ibu dan anak masih mengenakan jilbabnya. Si gadis abg tidur terlentang di atas tubuh ibunya. Keduanya melebarkan kakinya. Kaki sang ibu menekuk membentuk segitiga, sehingga lututnya bisa menahan kaki sang anak agar tetap membuka. Dengan demikian si ayah bisa menikmati lubang anaknya dan istrinya sekaligus.
Penis sang ayah kala menembus liang senggama istrinya terlihat dapat dengan mudah keluar masuk, tapi kalau sudah di lubang anaknya terlihat ia agak kesulitan dan hanya bisa masuk kepala kejantanannya.
Si ayah benar-benar menyetubuhi keduanya sampai akhirnya ia orgasme, dan ia keluarkan di lubang putrinya. Pas ia mencabut batangnya, seperti botol anggur yang dibuka sumpelnya, cairan spermanya mengalir keluar dari lubang putrinya membasahi pantat anaknya, mengalir turut membasahi kemaluan istrinya.
Karena sering menonton film-film seperti inilah kami jadi ingin melakukan hubungan seks dengan anggota keluarga. Meskipun mungkin nggak akan pernah kesampaian.
Di antara kami berlima, Mungkin aku dan pacarku yang paling punya hasrat paling menggebu. Saat kami sedang berdua, pas sedang mesra-mesraan alias si otong sudah keluar dari celana, rok doi sudah tersibak sampai ke atas, kulit tubuh sudah 50% tertutup, payudaranya aku cemek-cemek, Nagita suka ngomong, “Mas gimana yah kalau kamu gituan ama tante? Ingin lihat deh. Kayak yang di film-film itu.”
Lalu aku bercandain. “Aku juga ingin lihat kamu dengan mamamu gituan”. Doi langsung cemberut. “Aku kan normal, yang, gak biseks.”
“Yah, enak di kamu gak enak di aku”
“Mmmm.. ya udah kamu mau lihat aku dengan papaku?”
“Hush, nggak ah nanti aku cemburu. Jangan ya… Aku nggak mau lihat kamu dengan laki-laki lain.”
“Ih kamu kalo cemburu lucu deh. Terus gimana?”
“Ya nggak gimana-gimana…”
“Gimana kalau aku sekarang pura-pura jadi mamamu….?”
“Terus?”
Terus doi merubah raut mukanya menjadi sok dewasa dan berkata, “Boleh nggak mama hisap kontol kamu? Eit, kamu tidak boleh menolak mama, harus nurut.”
Lalu Nagita masukin tongkat ajaibku ke dalam mulutnya dan mengulumnya.
“Anggap ini mamamu yang sedang hisap batang kamu yah, yang”
“Ugh.. iya ma…”
Aku pun membayangkan kalau yang sedang hisap burungku itu mamaku sendiri. Ntah kenapa rasanya jadi makin enak. Demikian juga kalau aku dah mulai penetrasi. Nagita bilang aku jadi lain kalau seolah sedang bersetubuh dengan mamaku.
Sudah nontonnya bokep seperti itu, pacar juga mendorong fantasi seks seperti itu, bahkan kalau bisa beneran. Aku pun jadi ingin mewujudkannya.
Suatu hari di rumah Judika, pas semua lagi ngumpul, aku ngomong ke mereka.
“Guys, gua pengen banget ML sama nyokap gua. Kalian mau bantu nggak?”
Mereka semua saling pandang.
“Lu serius Jon?” Tanya Budi.
“Iya gue serius.”
“Terus, Kami dapat apa kalau bantuin?”
Aku mikir dan menjawab, “ya.. live show… Tapi kalian nggak boleh apa-apain mamaku, ya,” aku mewanti-wanti, “kecuali kalau Nagita, ya aku pikir-pikir dulu ya….,” ucapku sambil senyum simpul.
“Huuu…,” Sahut Nagita.
Yanto, Judika dan Budi langsung memandang ke arah Nagita.
“Hei hei… Apa yang kalian pikirkan? jangan macam-macam ya,” ucapku was-was. Aku tahu apa yang ada di pikiran mereka. Pasti sedang ada adegan lesbian di otak mereka. Nagita langsung berlindung dibalik punggungku, bersembunyi dari pandangan mereka.
“Heh… heh… sudah sudah hentikan bayangan kalian,” sergah Nagita sambil menunjuk-nunjuk ke arah mereka bertiga, “fokus ke masalah Joni.”
“Iya iya ini kan lagi fokus ke live Shownya,” ucap Judika sambil cengar-cengir.
“Oke lalu rencanamu apa Jon?
Lalu aku ceritain rencana yang ada di kepalaku dan mereka setuju.
Singkat cerita kami berlima pada hari Minggu menunggu di dalam mobil van Grand Max di sebuah area dekat pasar. Kami menanti dengan sabar untuk mengeksekusi rencana yang sudah dibuat.
Sekitar jam 12.00 siang, Ibuku keluar dari gedung pasar. Ia berjalan sambil menenteng belanjaan. Ia mengenakan gamis bewarna ungu dengan jilbab berwarna kuning.
Judika mengemudikan mobilnya melewati ibu dan berhenti agak jauh.
Ibu tidak sadar akan apa yang menantinya di ujung jalan. Ketika ibu berjalan semakin mendekat, kami segera mengenakan masker ski hitam. Tepat saat ia di samping pintu ibu lebih senang Joni perkosa dulu? javcici.com Tuh puting ibu tegang dan vaginanya basah.van, Budi membuka pintu dan Yanto langsung menyergap kepalanya dengan kantong. Kain hitam. Sesegera mungkin Budi mengangkat kaki ibu dan aku membopong badannya masuk ke dalam mobil.
Banyak juga orang yang melihat kejadian itu. Tapi namanya orang kota, diam saja kebingungan.
Setelah itu Judika buru-buru menggas mobilnya menjauh dari TKP.
Di dalam mobil Budi mengikat mulut ibu dengan kain, agar tidak bisa berteriak. Sementara Nagita mengikat pergelangan ibu dengan tali tis.
Di bagian tengah belakang mobil, jok sudah dikeluarkan. Kami menggantikannya dengan matras kecil dan beberapa bantal guling. Agar kami dapat mengeksekusi ibu dengan nyaman.
Kami berusaha untuk tidak bicara agar suara kami tidak dikenali.
Ibu menjerit namun suaranya terbekap kain.
Kaca mobil dilapisi dengan film yang pekat, sehingga tidak ada orang luar yang bisa melihat ke dalam dan mengetahui apa yang tengah terjadi.
Judika memasang musik rock Aerosmith, untuk menyembunyikan suara yang mungkin terdengar di mobil.
Ibu ditidurkan di atas matras. Yanto dan Budi menarik tepian gamis ibu ke atas, sehingga kami bisa melihat kulit ibu yang sawo matang di bagian bawah tubuhnya. Hanya celana dalam hitam segitiga masih menutupi lubang kemaluan dan pantatnya.
Ibu menggeleng-geleng dan mengapit kedua pahanya. Tangannya yang terikat berusaha menutupi area kewanitaannya.
Melihat ibu tidak berdaya adrenalinku jantungku berdegup keras. Tanganku berkeringat.
Nagita Yanto dan Budi menatatapku dengan pandangan penasaran apa yang akan ku pada ibuku sendiri.
Aku menjamah paha ibu. Tapi ia langsung menendang-nendang. Yanto dan Budi buru-buru memegang kakinya. Kemudian keduanya membantuku melebarkan dan mengangkangkan kakinya. Nagita mengangkat tangan Ibu ke atas kepalanya dan menahannya.
Aku menciumi pahanya. Kunikmati setiap kecupanya. Perlahan naik merambat hingga ke kemaluannya. Aku sampirkan tepian cd nya dan oh dapat kulihat bibir vaginanya yang sedang merekah. Aku tak percaya dapat melihatnya dari jarak sedekat ini.
Kukecup-kecup kecil derah kemaluannya. Sesudah itu kucumbu mesra belahan vaginanya. Sambil berfrench kiss dengan klitnya.
Aku mendongak ke atas untuk melihat posisi payudara ibu, eh aku malah lihat nagita memasukkan tangan ibu ke dalam roknya dan menggesek-gesekkannya ke kemaluannya sambil menonton aku.
Melihat aku terpana, Nagita malah menyibak roknya agar aku dapat melihat dengan jelas tangan ibu di kemaluannya. Jari tengah ibu ia selipkan melewati pinggir celana dalam masuk ke dalam lubangnya. Kemudian ia gerakkan pinggulnya maju mundur.
Yanto dan budi terlihat ngeces melihat Nagita.
Aku masih penasaran melihat adegan jemari ibu di lubang kekasihku. Kulepaskan celanaku semua. Lalu Aku naik ke bagian atas tubuh ibu. Kurobek kain gamis bagian dadanya. Ia histeris. Bh hitam masih menutupi bagian pribadinya yang besar. javcici.com Aku angkat Bh itu. 2 puting coklat langsung muncul mengacung. Kupelintir-pelintir keduanya sesaat sebelum aku selipkan penisku di lembah di antara dua bukit. Aku mulai bersenggama di payudara ibu.
Kami jadi saling menonton. Mungkin yang paling kasihan itu si Judika karena ia harus menyetir. Ia tidak leluasa melihat apa yang terjadi.
Aku membuka bajuku. Tubuhku agak berkeringat meskipun Ac menyala
Bibir Nagita bergerak, berkata tanpa suara, “fuck her….”
Aku respon, “Masukin lebih banyak jari ke situ……”
Pacarku menurut dan memasukkan 4jari ibu ke dalam lubangnya.
Aku pindah lagi posisi bawah. Terus terang aku tegang. Karena wanita yang hendak aku fuck adalah wanita yang melahirkanku. Ada rasa nafsu dan kasihan. Tapi hawa nafsuku untuk merasakan incest lebih besar.
Sementara pacar gue ngeliatin gue dengan tidak berkedip sambil menggigit bibirnya. Keinginannya melihat aku menyetubuhi ibuku terpenuhi.
Aku robek Cd ibu.
Breekk!
Setelah penghalang itu hilang, aku arahin penisku ke lubang vagina ibu. bless, perlahan batangku masuk ke dalamnya. Hangat…. Seolah tubuhnya dapat mengenali keberadaan buah hatinya dan memberikan kenyamanan secara tak sadar.
“Oh tidaak…..,” pekik ibuku dalam suara tertahan oleh kain.
Seakan tidak percaya aku menarik batangku, dan kembali menekan kembali, Blessssss
“Oh Shit!” sensasinya…. Jadi begini rasanya. Beda sekali. Tidak seperti ml dengan wanita lain. Asli ini enak banget.
Kupompa vaginanya.
“Ah ah ah ah..” lenguh ibu.
Aku tak percaya ibu bisa merasakan kenikmatan dari batangku
Nagita sendiri kelihatannya dah gak tahan. Dia makin cepat dan kuat menghentak-hentak pinggulnya. Kelihatannya dia juga sudah tidak peduli lagi dengan Yanto dan Budi yang menikmati tubuhnya dengan mata liar mereka.
Jleb jleb jleb jleb…. batangku masuk bertubi-tubi. Ibuku kelihatan sudah pasrah dengan apa yang terjadi padanya. Ibuku yang sholeha kini miss V nya menjadi semakin basah oleh penis putranya sendiri. Andai ia tahu ini aku, andai ia bisa menerima ini dan menyukainya. Tapi kenyataannya sekarang aku sedang memperkosa ibuku sendiri dan teman-temanku menikmati perbuatanku.
Memikirkan hal ini membuatku semakin terangsang.
“Hai ibu ini aku, gimana enak ya, suka ya Joni giniin,” ucapku dalam hati, “senang ya dientot anak sendiri. Ibu suka incest,ya. Kayak Joni. Kenapa gak ngomong dari dulu, atau ibu lebih senang Joni perkosa dulu? Tuh puting ibu tegang dan vaginanya basah. Uh jadi ingin entot ibu lagi nanti di rumah, saat ibu pakai mukena. Joni perkosa lagi ya.”
Pikiranku berlompatan liar dilanda birahi.
Yanto dan budi sudah mengeluarkan batangnya dan nyoli. Mereka sudah tak tahan lagi kelihatannya. Mereka mengocok sambil menggesekkan batangnya ke paha ibu. Gak tahu Judika lagi apa.
Spermaku seperti menjerit-jerit di batangku. Sepertinya mereka menjadi gila dibekap di lubang ibu. Aku dah mau sampai. Aku cabut penisku dan mengocoknya di luar.
Tapi tiba-tiba Nagita menghampiriku dan memasukkan lagi batangku ke lubang ibu.
“Di dalam sayang,” pintanya tanpa suara.
Kemudian ia menunjukkan sesuatu yang menggairahkan. Nagita menjilati klit ibu. Crazy….
Ia mendongak tersenyum kepadaku sambil melihat tampangku yang kaget bercampur turn on.
“Boleh ya aku lesbian ama ibu kamu,” tanyanya tanpa suara dan kembali menjilat lagi.
Kalau begini tak bisa kalau spermaku tak meledak. Ini wajib. Pas cairanku hendak muncrat, tak disangka sekonyong-konyong tubuh ibu mengejang kaku. Ia menjerit, “Nggggggggggggggghhhh!” Batangku seperti disembur air hangat. Shit dia orgasm. Di saat itu juga aku tekan dalam-dalam sampai bibir vagina ibu menyentuh pangkal batangku.
Croot croot crotttt! sperma ku berhamburan di dalam lubangnya. Otak gue itu rasanya kayak nge-fly saat mencapai puncak orgasme. Sampai sesaat aku lupa aku ada dimana.
Begitu isi tititku sudah kering kesedot keluar, ak langsung bleg, lunglai seperti tak bertulang.
Dalam keadaan lemas seperti itu, yanto dan Budi bertatapan penuh kode. Yanto buru-buru melepaskan pengikat mulut ibu. Kain penutup kepala diangkat sedikit. Lalu ia memasukkan penisnya ke mulut ibu. Sementara Yanto meraih tangan ibu yang terikat untuk mengocok batangnya
“Sial mereka melanggar perjanjian,” pikirku dalam hati. Aku raih bantal dan kutimpuk ke kepala Yanto. Ia hanya menengok sekilas tanpa berhenti mengeluar masukkan adik kecilnya di mulut ibu.
“Biarlah mereka butuh pelampiasan,” pikirku.
Lagipula aku tiba-tiba ngantuk sekali. Aku selalu begini setelah orgasme. Bedanya kali ini, pakai banget.
Entah berapa lama aku tertidur. Pastinya keika aku bangun ibu sudah dalam posisi nungging membelakangiku dan Judika duduk d matras dengan kaki membuka, dan kepala ibu ada di antara pangkal pahanya.
Ia sedang memaksa ibu mengulum batangnya.
“Sial, semoga ga ada yang ngewe lubang ibuku tadi,” omelku dalam hati.
Judika pun akhirnya klimaks juga.
Setelah semuanya selesai aku dan kawan-kawan drop ibu di daerah agak sepi, supaya gak ada saksi. Tapi juga jangan jauh-jauh dari rumah, kasihan nanti pulangnya susah. Ia juga terlihat sedang menangis sesegukan. Pasti ia juga tengah shock. Kasihan deh aku sekarang jadinya.
Setelah kejadian siang itu gue was-was apa yang akan terjadi kalau pas aku sudah pulang. Apakah akan gempar? Ibu melapor polisi dan penyelidikan dilakukan. Aku tak berani berpikir yang buruk. Kami berkekiling dulu mencari makanan dan membicarakan apa yang barusan kami lakukan.
Ketika malam hari saat aku pulang ternyata situasi di rumah tenang-tenang saja. Bapak santai di ruang tamu baca koran. Kakak perempuan aku juga lagi asik chatting dengan handphonenya.
Rada heran juga aku kok seperti tidak terjadi apa-apa. Apakah siang tadi hanya mimpi Ibu juga tampak sibuk menggoreng sesuatu di dapur. Hanya saja raut mukanya memang muram dan matanya sedikit bengkak.
Aku pura-pura tidak terjadi apa-apa.
“Wah kerupuknya kelihatan enak, bagi satu ya bu.”
“Iya ambil saja,” jawab ibu dengan suara kecil hampir tercekat.
Aku langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu masuk kamar.
Pas sedang asyik main mobile legend di Samsung hp. Tiba-tiba pintu diketuk.
“Jon boleh ibu masuk?”
Aku kaget dan ada rasa deg-degan.
“I..iya…sebentar.”
Aku mengatur nafas dan memperbaiki ekspresi wajahku.
“Masuk saja, bu.”
Ibu memutar knob pintu dan mendorong terbuka daun pintu kamarku. Ketika ia sudah berada di dalam ia menutup pintu dan cklek.
“Loh kok dikunci, bu?”
“Kemari Joni…”
Aku menurut tapi dengan perasaan tidak enak.
Saat ku berada tepat di depan tanpa dinyana tangan kanan Ibu melayang. Telapak tangannya tepat mengenai pipi kiriku. “Plak!” Aku terhuyung sedikit ke kanan. Rasa nyeri menyengat bersarang di pipiku.
“Loh kenapa Bu?! Kenapa Joni ditampar?” Tanyaku bingung.
Mata Ibu berkaca-kaca. Alisnya mengerut. Raut wajahnya seolah-olah tidak percaya.
Ia mendekatiku. Lengan kanannya terangkat. Jemarinya meraba pipi yang baru saja ia tampar. Alisnya bergerak naik turun seolah ada rasa sayang, sedih dan marah bercampur jadi satu.
“Kamu anak yang ibu lahirkan, anak kebanggaan ibu…”
Dahinya perlahan menyender, menempel di dadaku. Kedua tangannya mengepal, memukul-mukul dadaku sambil kepalanya menggeleng-geleng.
“Kenapa Joni…. Kenapa Joni…,” Suaranya terdengar ada rasa sesal.
“Ibu kenapa?” Tanyaku dengan was was dan berdebar.
Kepala ibu mendongak. Mata tuanya menatap tajam bola mataku. Ia meraih tangan kananku dan meletakkannya di perutnya.
“Kalau ibu hamil ini anakmu…,” ucapnya.
Kaget aku setengah mati. Langsung aku mundur 3 langkah. Ketahuan, aku ketahuan. Itu yang ada di kepalaku saat itu. Aku mencoba menutupi wajahku yang malu dengan dua tanganku. Buru-buru aku bersungkur dan memeluk kakinya.
“Maafkan Joni bu, jangan kasih tahu bapak. Joni khilaf….”
Aku tak tahu harus berkata apa, tak tahu harus bersikap bagaimana. Jantungku berdegup kencang, adrenalin mengucur keluar. Aku takut kalau bapak tahu. Pasti akan dihajar aku.
“Bangun, nak”
Ibu membelai rambut kepalaku.
“Ayo bangun”
Ibu meraih pundakku untuk mengajakku berdiri. Aku mendongak untuk memastikan wajahnya. Matanya berkaca-kaca. Tapi ada sedikit senyuman untuk meyakinkan ku untuk berdiri. Aku pun perlahan bangkit. Lalu ia memelukku.
“Bagaimana ibu bisa tahu, bahwa yang di mobil itu adalah aku?” Tanyaku.
“Sakah satu teman sempat membuka kain penutup kepala. Saat itu ibu melhat kamu yang sedang tertidur. Kamu tidak berpakaian dan ibu bisa melihat tanda lahir di perutmu. Ibu kaget sekali,” terangnya, “Ibu tidak akan bilang siapa-siapa. Ibu malu dengan kejadian ini. Ibu juga takut.”
Mendengar pengakuan ibu, bahwa ia takut untuk menceritakannya kepada orang, aku seperti mendapatkan angin. Ntah setan mana yang lewat, berbisik, “Ini kesempatan.” Dalam pelukannya, buah dadanya yang besar menggelitik birahiku.
Langsung saja aku dorong ia ke atas kasur. Kemudian aku menindih tubuhnya. Mulutnya kubekap. Mata ibu membelalak. Ia menyadari apa yang hendak kulakukan. “Joni jangan…,” ucapnya dibalik bekapan telapak tanganku.
Kukeluarkan batangku dari dalam celanaku. Kutarik tepian roknya dan lewat tepian celana dalamnya kumasukkan penisku ke lubangnya. Egghh vaginanya terasa hangat.
“Mmm mmm mmm!” Suara ibu memberontak. Dia mencoba mendorong tubuhku. Tapi ku jawab dengan tekanan pinggul, membenamkan penisku semakin dalam. Kepalanya mendongak ke belakang. Alisnya mengernyit dan matanya terpejam. Air mata mulai menetes dari ujung kelopak matanya. Entah kenapa aku menyukai sensasi memaksa ibuku seperti ini.
Aku mulai menggoyang. Ia menggeleng-geleng. Kutahan kepalanya dengan sekuat tenaga. Agar jangan sampai mulutnya terbuka dan jeritannya terdengar orang. Asli ini enak banget. filmbokepjepang.com Penisku terasa diremas-remas oleh dinding kemaluannya. Payudara ibu tampak bergoyang-goyang di balik gamisnya, bersamaan dengan hentakan-hentakan bagian bawah tubuhku. Untuk kedua kalinya aku ngontolin Ibu kandungku sendiri.
Hanya semenit batangku bergesekan dengan dinding kewanitaannya di dalam lubang privatnya, spermaku berebut ingin keluar.
“Bu…terima pejukuh….”
“Mmmmhh mmhhh,” jerit ibuku seperti menolak.
“Aaaahhh,” lenguhku tertahan. Aku tumpahkan lagi cairan lendirku di dalam vaginanya. Tidak banyak mungkin karena sudah terkuras tadi siang.
Ibu tampak shock dan lemas.
Lagi-lagi aku melakukannya.
Semenjak kejadian tanpa takut aku menyetubuhi ibu berkali-kali di berbagai kesempatan. Kusiram rahimnya dengan spermaku untuk benar-benar membuatnya hamil.
Sekitar 4 bulan kemudian ibu berhenti haid dan muntah-muntah. Saat di cek ke dokter ia positif mengandung anakku.
Suatu hari tiba-tiba.
“Joni buka! Joni buka!” Terdengar suara Ayahku, diiringi dengan gedoran pintu kamarku yang keras, “Dok! dok! dok! dok!”
“Buka manusia laknat!”
“Brak!” Ayah menendang pintu hingga kuncinya rusak dan terbuka.
Ayah melabrak masuk. Wajahnya merah padam. Di tangan kanannya ia memegang palu gada besi yang biasa digunakan untuk menghancurkan tembok.
Aku berdiri sambil melangkah mundur. Seperti seekor tikus yang terpojok di sudut kamar. Sementara di depannya ada seekor ular kobra.
“Keparaaaat!” Ayah berteriak sambil meluncurkan bogem ke pipi kiriku.
Aku terhempas ke atas kasur. Di saat itu Ayah langsung mengayunkan palu besar itu tepat ke atas lutut kananku.
“Krak!” Dengar suara keras bunyi tulang patah dan remuk.
Aku menjerit meringis kesakitan. Belum pernah seumur hidupku merasakan sakit nyeri seperti ini. Kakiku terlihat bengkok ke atas. Ngeri melihatnya. Telapak tanganku langsung terasa dingin. Keringat mengalir dari jidat dan keningku. Nafasku menjadi tersengal-sengal.
Palu gada kembali terayun. Rasa takut dan instingku mendorongku untuk menghindar, berputar ke kanan. Aku terjatuh ke samping tempat tidur. Dalam kesakitan aku mencoba bangun sambil mengintip ayah yang tengah kalap dari pinggir kasur. Aku mungkin akan mati hari ini.
“Berani sekali kamu menggauli ibumu. Dari mana kamu belajar itu??!!” Ada warna kesal, kecewa, sedih dan marah di dalam suara beratnya.
Ibu pasti telah menceritakan hubungan kami kepada ayah.
Ibu tiba-tiba muncul di depan pintu kamar yang sudah bobol. “Jangan pak!” Jeritnya ketakutan . Ia melompat memeluk kedua lengan dan badan ayah. “Jangan sakiti anak kita,” mohon ibu sambil menangis
“Anak kita? Anak setan dia. Aku tak punya anak seperti dia!”
“Pergi Jon, pergi cepat keluar dari rumah ini.” Jerit ibu seperti ketakutan. Ia kelihatan berusaha sekuat tenaga menahan ayah. Padahal ia tengah hamil.
Aku bangkit dalam sakit yang menusuk. Rasanya aneh sekali berlari tertatih dengan satu kaki dan dengan kaki yang bengkok ini.
Aku berhasil sampai ke pintu. Ayah tampak geram ia berusaha menangkapku. Ibu bersimpuh di lantai menahan kedua kaki ayah agar ia tak dapat mengejarku.
“Lepaskan! jangan kau halangi aku!”
Ayah yang notabene adalah laki-laki yang memiliki tenaga yang besar berhasil melangkah beberapa jarak. Sementara ibu terseret.
Pikiranku kacau balau. Yang kutahu aku harus menyelamatkan diri. Aku telah berada di pintu depan. Aku menoleh kebelakang melihat ibu yang masih terus berusaha menahan ayah. filmbokepjepang.com Di saat itu aku seperti bisa melihat betapa besar kasihnya yang besar kepada anaknya. Meskipun apa yang telah kulakukan padanya. Mungkin benar kata orang kasih ibu sepanjang masa.
Orang-orang tampak mulai berkurang di depan gerbang rumah. Ini pasti akan jadi berita besar di lingkungan ini. Aku tidak peduli. Yang kutahu aku harus pergi sejauh-jauhnya. Kakiku yang terlihat semakin membiru. Aku harus ke rumah sakit.
“Tolong! Tolong aku…”
Kebetulan salah satu tetangga terlihat sedang naik motor. Ia menolongku memapah ke atas motor. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi semuanya blank.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,