Ngentot Cewek Yang Berhutang Arisan
Sebut saja namanya Edo. Setahun yg lalu, wanita berusia 33 tahun itu memimpin sebuah kelompok arisan tanpa sepengetahuan suaminya. Pesertanya tdk begitu banyak. Hanya 20-an orang. Tp setorannya sampai 25 juta per orang. Sampai putaran ke 10 lancar-lancar saja. Tp setelah itu mulai macet. Penyebabnya, sebagian uang peserta ia investasikan ke bisnis lain. Dan ternyata, bisnis itu pun bangkrut.
Akibatnya, kini Herlina berhutang pada lima orang peserta terakhir. Dan dua laki-laki ini adalah suami dari dua peserta terakhir.
Kalau cuma tagihan biasa, dia bisa menjawabnya dgn cepat. Wanita berjilbab ini bukan orang bodoh. Dia sarjana. Tp, Kedua laki-laki ini menawarkan sesuatu yg membuatnya serba salah. “Layani kami berdua masing-masing lima kali dan utang Mbak akan lunas. Suami nggak perlu tahu…” tawar Edo dan temannya, Pram. “Edann!” pekik Herlina. “Ya, emang edan. Tp masalahmu akan segera beres. Coba dihitung… kamu berarti dapat bayaran lima juta sekali melayani kami. Wah, artis aja nggak semahal itu kok…” sahut Pram. Herlina mulai bingung. Tawaran itu begitu menggiurkan. Tp, sungguh ia tak membayangkan harus melayani 2 laki-laki itu. “Saya butuh jawaban sekarang, Mbak. Kalau tdk, saya hubungi suami Mbak sekarang,” kata Edo sambil mengangkat ponselnya-nya. “Tp…. saya lagi hamil,” “Berapa bulan Mbak ?”
“Tiga jalan….” “Tdk apa-apa. Malah kita bebas buang sperma di dalam meqi Mbak. Mbak nggak perlu khawatir mengandung anak kami,” “Eh…. lima kali… setelah itu…. semua beres ?” wajah Herlina pucat pasi. “Ya… semua beres,” sahut Edo. “Bagaimana mbak ?” “Baba… baiklah kalau begitu,” jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Edo dan Pram tersenyum dan saling berpandangan. “Kalau begitu, sekarang mbak berdiri di depan kami,” lanjut Edo. Ibu muda hamil itu pucat pasi. Ia kini berdiri setengah meter di depan Edo dan Pram. 2 lak-laki itu memandangi Herlina dgn pandangan seperti menelanjangi. Ditatapnya Herlina dari bagian kepalanya yg berjilbab lebar berwarna putih, baju terusan hijau muda bermotif bunga-bunga kecil dan sepasang kakinya yg berkaus kaki. “Ihhh….” Herlina menepis tangan Edo yg menjamah pangkal pahanya. Edo melotot. “Jadi nggak nih ? Kalau nggak jadi ya sudah nggak apa-apa…. aku nagih utangmu sama suamimu saja ! Dengar ya…. kamu sekarang jadi budak kami. Sekali lagi kamu menolak, kesepakatan kita batal !” bentak Edo. Herlina gemetaran. Sebab, begitu selesai mencak-mencak, Edo langsung mencengkeram pangkal pahanya kuat-kuat. “Wah…. kamu nggak pakai CD ya ?” kata Edo sambil tertawa-tawa. Dicubitinya tundun meqi Herlina dari luar jubahnya. Sesekali ditariknya rambut kemaluan perempuan itu. AKibatnya Herlina sesekali meqiik kesakitan. Apalagi, Pram pun ikut-ikutan meremas-remas meqinya. “Meqimu mantap juga…… ayo Mbak, angkat bajumu. Kita mau lihat meqimu….” ujar Pram. “Jangan tunggu kami perintah 2 kali !” lanjut Pram sambil mencubit meqi Herlina dgn gemas. “Auww….” Herlina meqiik kesakitan. Kedua tangan ibu muda itu terlihat gemetar saat mengangkat bagian bawah baju terusannya. Segera saja kedua tungkainya yg berlapis kaus kaki krem terlihat. Betisnya terlihat mulus, lalu sepasang pahanya….. Wajah Herlina merah padam ketika akhirnya busananya tersingkap sampai ke pinggang.
Hasilnya, dari kedua putingnya memancar ASI. Cukup deras karena payudaranya terlihat padat berisi. “Ooohhh… jadi haus….” Pram dgn bernafsu melahap kedua puting Herlina berganti-ganti. Ibu muda itu cuma bisa menggigit bibirnya. Tubuhnya kini terlihat mengelinjang-gelinjang. Rasa geli di kedua putingnya masih amat menyiksa ketika tiba-tiba dirasakannya dari arah bawah ada yg memaksa menyusup ke celah liang meqinya. “Wow…. meqimu hangat !” kata Edo. Rupanya, ia menusukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke lubang meqi Herlina itu. Edo terus menggerakkan dua jarinya keluar masuk liang meqi Herlina. Edo tiba-tiba berhenti sejenak. Dibimbingnya kaki kanan Herlina naik ke sofa yg didudukinya. Wajah Lina memerah. Posisi itu membuat selangkangannya makin terbuka luas. Dan meqinya kini tepat di depan wajah Edo ! “Ini baru mantap….” lanjut Edo sambil menguakkan bibir kemaluan wanita dewasa itu dgn 2 ibu jarinya. Herlina menggigit bibirnya. Terasa lidah Edo menyentuh bagian yg amat sensitif. Sementara Pram masih asyik mengulum kedua putingnya sambil terus meremas-remas payudaranya yg pejal. Jengah, malu, marah dan takut bercampur jadi satu. Tp tak urung rangsangan pada bagian-bagian sensitif itu membuat Herlina terpengaruh juga. Sesekali tubuhnya bergidik merasakan sensasi nikmat. Herlina tak bisa menyembunyikan perasaan itu ketika dua jari Edo kembali mengaduk-aduk meqinya. Bersamaan dgn itu, lidah Edo intens menyapu klitorisnya dan tiba-tiba saja kedua bibirnya menyedot tonjolan kecil di pangkal meqinya itu. “Mmppphhhhhh… owhhhh…..” Herlina mendesah. Tubuhnya mengejang-ngejang seperti orang kesetrum. Kedua tangannya menjambak kepala Edo. Dan yg tak bisa dibohongi adalah merembesnya cairan bening dari sudut-sudut dinding meqinya….. “Hahahahahaha…. harusnya kamu yg bayar saya. Kamu belum pernah merasakan orgasme yg seperti ini sama suamimu kan ?” goda Edo, kali ini sambil mempercepat kocokan 2 jarinya di lubang meqi korbannya. Herlina yg baru saja terlanda orgasme seperti terlonjak. Ia dilanda kenikmatan baru yg jauh lebih dahsyat. Kali ini ia tak malu-malu lagi mendesah, meqiik dan merintih-rintih menahan rasa nikmat di meqinya. Suara kocokan jari di meqinya ditambah desah dan rintih Herlina membuat Edo makin bersemangat. Herlina betul-betul seperti kuda liar. Ia mendesah, meqiik, merintih sambil menggeliat-geliatkan pinggulnya, seolah ingin dua jari Edo menyentuh setiap sudut bagian dalam meqinya. Sampai akhirnya, tubuh Herlina melorot dan menggeletak di atas sofa bersamaan dgn rintihan panjang. Edo dan Pram berdiri memandangi tubuh telanjang Herlina yg mengejang-ngejang. Pangkal pahanya tampak mengkilap oleh cairan meqinya sendiri. Herlina tiba-tiba menangis terisak-isak begitu menyadari keadaan dirinya. Ia langsung menekuk tubuhnya dan berbaring miring.
“Sudah, nggak usah munafik…. meqi lo bisa menikmati kok…. nih sekarang gw kasih k0ntol betulan !” Edo kemudian menunggingkan tubuh Herlina. Lalu, dari belakang tanpa kesulitan ia memasukkan k0ntolnya. Sambil berpegangan pada bokong perempuan itu, ia mengeluarmasukkan k0ntolnya.Herlina menjerit-jerit kecil karena lelaki itu menyetubuhinya dgn kasar. Tubuhnya terguncang-guncang seiring benturan pangkal paha Edo di bokongnya. Kedua payudaranya tampak berayun-ayun. Kali ini, kesadaran membuat Herlina tak mampu menikmati lagi persetubuhan itu. K0ntol Edo kini terasa bagai sebatang kayu yg menyakiti bagian tubuhnya yg paling sensitif. Apalagi, Edo juga melakukannya dgn amat kasar. Tdk terlalu lama, tetapi bagi Herlina serasa seharian penuh ia mengalami perkosaan itu. Ibu muda itu menahan bibirnya dari menjerit ketika Edo dari belakang menangkap kedua payudaranya yg berayun, lalu menjadikannya bagai tali kekang kuda. Sambil membetot kedua gumpalan daging kenyal itu, Edo menghentak-hentakkan k0ntolnya sejauh mungkin ke dalam meqi Herlina. Herlina merasakan payudaranya luar biasa ngilu. Sementara meqinya pun terasa amat pedih…. Ibu muda itu merintih dan mengerang sepanjang perkosaan brutal itu. Rintihannya terdengar memilukan saat Edo berejakulasi di dalam meqinya. Semburan cairan kental dan hangat dari k0ntol Edo terasa bagai cairan cuka yg disiramkan ke atas luka. Edo mencampakkan begitu saja tubuh Herlina ke lantai setelah tetes terakhir spermanya ditumpahkan ke rahim perempuan malang itu. Herlina berbaring menekuk tubuhnya di lantai rumahnya sendiri. Dari belakang terlihat cairan putih kental menetes di sela-sela bibir meqinya. Herlina terisak-isak…. Tiba-tiba Pram mendekati Herlina dan menendang bokongnya. “Bangun ! Cepet bersihin meqi lu….. gw juga pengen !” katanya. Herlina sebetulnya enggan bangkit. Tp ia akhirnya beringsut juga setelah Pram menyentuh bibir meqinya dgn jempol kakinya. Susah payah wanita berhidung mancung itu bangkit. Diulurnya jilbab panjangnya hingga menutupi kemaluannya. “Ngapain pake ditutup segala ? Ditutup juga orang tetap ngebayangin meqimu…” kata Edo sambil menjamah pangkal paha Herlina. Wanita itu mencoba mengelak. Tp Edo malah menampar bokongnya. “Biarin aja Edo, ntar juga dia buka lagi itu meqi,” timpal Pram. Kedua laki-laki itu terkekeh-kekeh. Herlina tertatih-tatih menuju kamar mandi. Sebentar kemudian terdengar suara air berkecipak. Pasti itu suara air yg disiramkan ke meqinya. Memang Herlina berupaya membersihkan sperma yg tertumpah ke dalam meqinya. Dua jarinya ia masukkan sejauh-jauhnya ke dalam meqinya, berupaya mengeluarkan cairan putih kental. Bergayung-gayung air ia siramkan ke meqinya. Herlina sadar, setelah keluar dari kamar mandi ia masih harus melayani satu lelaki bejat lagi. Tp ia merasa tak sanggup untuk membiarkan sperma lelaki sebelumnya berlama-lama melekat di tubuhnya.
Di kamar mandi tergantung sehelai jubah dari kain batik tipis. Biasanya baju itu dipakai Herlina hanya untuk di dalam rumah. Diambilnya pakaian itu dan dikenakannya. Bagaimanapun, dia merasa lebih nyaman dgn pakaian itu daripada cuma berjilbab tetapi tanpa bra dan celana dalam. Dgn tegang, Herlina keluar kamar mandi dan menuju kamar tamu. “Wah…. sudah pake baju. Nggak apa-apa deh. Aku tetep nafsu. Malah lebih nafsu sama wanita yg berjilbab lebar dan berjubah daripada sama perek sarkem,” kata Pram. “Lo nggak usah buka baju….yg penting meqi lu tetep bisa gw masukin k0ntol,” lanjutnya sambil melepas celananya lalu berbaring di karpet. Pram kemudian mengarahkan agar Herlina mengangkangi perutnya, menghadap ke arah kaki. Tanpa banyak cakap, Herlina menurut. Dia mulai sadar, kalau melawan berarti dia akan mendapat perlakuan kasar. Edo duduk santai di sofa, menonton aksi temannya mempermalukan perempuan alim itu. Di bawah, Pram mengintip lewat bawah jubah Herlina. Pemandangan yg super langka. Dari bawah ia bisa melihat bongkahan pantat Herlina, meqinya hingga sepasang payudaranya. Pram kemudian mengarahkan Herlina untuk merangkak di atas tubuhnya. Kepalanya masuk ke bawah jubah perempuan itu. “Kulum k0ntol gw !” perintahnya. Tanpa banyak tanya, Herlina mulai menyentuh k0ntol Pram yg lunglai. Ia baru mulai mencium kepala k0ntol Pram ketika merasakan bibir meqinya disentuh jemari lelaki itu. Herlina mulai mengulum k0ntol Pram. Perlahan k0ntol yg lunglai itu mengeras. Herlina sendiri mulai terangsang karena sentuhan jari Pram di klitorisnya. Kini, dua jari Pram malah mulai mengaduk-aduk meqinya. “Eunghhhh…. mmfffhhhh…” Tiba-tiba Herlina mengerang. Sebabnya, Pram merangkul pinggulnya dan menarik ke arah wajahnya. Akibatnya, meqi Herlina menempel ketat di bibir Pram yg langsung melumatnya….. K0ntol Pram sudah menegang penuh. Itu membuat Herlina kesulitan bernafas. Ditambah lagi, hisapan Pram pada klitorisnya dan juluran lidah Pram ke dalam liang meqinya membuat nafas Herlina makin memburu. Edo tdk diam saja melihat adegan itu. Dipeganginya bagian belakang kepala Herlina yg terbungkus jilbab.
“Terus isep-isep…” katanya sambil memilin puting kiri Herlina. Herlina terus mengerang-ngerang. Sebagian besar karena rangsangan hebat di meqinya. Dia nyaris tak peduli lagi bahwa bagian tubuhnya yg paling privat saat ini tengah dijilati lelaki tetangganya dan satu lagi lelaki sedang bermain-main dgn payudaranya. Dia bahkan mulai mengangankan batang k0ntol yg keras segera menjolok lubang meqinya….. Tiba-tiba Herlina melepaskan kulumannya dan dari mulutnya keluar desahan seperti seorang perempuan yg hampir mencapai orgasme. Edo mengangkat dagu dagu Herlina. “Ayo… nggak usah malu-malu. Masukin k0ntol dia ke meqimu,” katanya. “Iya Mbak…. meqi Mbak udah basah banget nih,” timpal Pram. Antara malu dan ingin sejenak membuat bingung Herlina. Tp tak urung akhirnya dia bangkit, berbalik menghadap Pram, mengangkanginya dan mengangkat bagian bawah baju panjangnya. Lalu ia berjongkok. Sambil menggigit bibir dan memejamkan mata ia memasukkan k0ntol Pram ke meqinya. Edo menyingkap jubah Herlina sehingga masuknya batang k0ntol Pram terlihat jelas. Herlina menggigit bibirnya. Namun dari mulutnya tetap terdengar suara erangan kenikmatan…. Herlina merasakan sensasi luar biasa. K0ntol Pram terasa menyesaki meqinya. Bahkan ujungnya terasa menekan sampai ke dinding rahim. Sensasi itu membuatnya melambung dan segera ingin menuntaskannya. Akal sehatnya sudah tertutupi oleh nafsu. Tanpa sadar ia menaikturunkan pinggulnya. Makin lama makin cepat. Ia makin tergila-gila saat tangan Pram menyusup ke balik jubahnya dan meremas-remas sepasang payudaranya. ASI yg keluar dari kedua putingnya membasahi bagian muka jubahnya. Herlina terus menggoyang-goyang tubuhnya ke segala arah. Erangannya makin tak terkendali. Ia tak sadar, Edo tengah merekam aksinya dgn kamera HPnya. Ia juga tak peduli saat Edo melepas jubahnya. Hingga kini aksi penuh nafsu seorang ibu muda berjilbab pun terekam HP Edo dgn durasi yg lumayan panjang. “Arrhh…. mmmphhhhhhhh….eeennnggghhhhh” Herlina merintih, mendesah dan mengerang panjang saat orgasme menerpanya. filmbokepjepang.com
Tubuhnya melengkung ke belakang, ke kanan dan kiri. Lalu ambruk di atas perut Pram. Nafasnya masih tersengal-sengal, ketika Pram tiba-tiba menelentangkan tubuhnya. K0ntolnya masih menancap di meqi Herlina. Diletakkannya kedua kaki perempuan itu ke atas bahunya. Tubuh Herlina kini tertekuk di bawah tekanan Pram. Kedua tangan lelaki itu mencengkeram sepasang payudara Herlina sampai ke pangkalnya. “Dasar gatel ! meqi lebar, pake jubah tp meqinya gatel…. Makan nih, k0ntol gw !!!” bentak Pram sambil menggenjot dgn kasar. Kedua tangannya membetot-betot payudara Herlina. Selepas diterpa orgasme dahsyat, rasa malu dan bersalah menyiksa Herlina. Kini siksaan itu bertambah dgn rasa sakit pada payudara dan meqinya. Pram makin gila-gilaan menggenjot meqi Herlina. Saat itulah Herlina menyadari Edo tengah merekam dgn kamera HPnya.