Sarni Pembantu Pemuas Sex Majikan
Telah dua bulan lebih Sarni bekerja sebagai pembantu di rumah pasangan suami istri, Jiman dan Yuni. Selama dua bulan pula Sarni melayani kebutuhan kedua majikannya itu, termasuk seks. Sarni memang memiliki tugas tambahan untuk melayani tuan Jiman tiap kali ia menginginkannya.
Nyonya Yuni di mata Sarni agak aneh, karena ia tak peduli suaminya mendapatkan kepuasan seks dari perempuan lain. Ia bersikap eolah-olah tak melihat atau mendengar suaminya sedang asyik mengocok tititnya di meki Sarni.
Untuk tiap pelayanan tambahan yang Sarni berikan untuk tuan Jiman, Sarni mendapat tambahan bayaran beberapa ratus ribu rupiah yang dibayar tiap bulan bersama gajinya oleh nyonya Yuni. Sarni tak keberatan bahkan ia senang mendapat uang dan kesenangan tambahan. Lagipula, saat Sarni datang ke rumah pasangan itu, ia telah perawan lagi karena telah sering dientot oleh pacar dan beberapa teman sekolahnya.
Suatu hari tuan Jiman yang baru selesai makan malam memanggil Sarni untuk memberinya layanan tambahan. Buru-buru Sarni membersihkan meja makan dan menumpuk piring-piring kotor di bak cucian untuk dicucinya nanti. Sarni langsung pergi ke kamar tuannya, namun ia tak ada di sana.
Sesudah mencari ke sana-sini, akhirnya Sarni menemukan tuan Jiman di ruang TV. Tuan Jiman duduk di sofa sambil mengocok tititnya dengan tangan. Celana pendeknya telah dipelorotkan dan melingkar di mata kakinya . Yang membuat Sarni canggung adalah keberadaan nyonya Yuni di ruangan itu. Sarni agak ragu-ragu untuk mendatangi tuannya.
Sarni, cepetan tuh lo layanin tuan kamu . Geli aku liat ia dari tadi mainin tititnya di situ, kata nyonya Yuni acuh.
Cepetan dong, nDah Udah ngaceng, nih tuannya ikut teriak.
Baik, Nya Tuan .. jawab Sarni sambil mendatangi tuannya.
Kamu buka dulu kamu punya baju, dong . Bugil kata Jiman saat Sarni berlutut siap untuk mengemut tititnya. Sarni pun berdiri lagi dan mencopot semua pakaiannya. Sesudah ia bugil sepenuhnya, Sarni siap menunaikan tugasnya.
Jiman ternyata ingin langsung menjejalkan tititnya ke dalam meki Sarni. Ia suruh Sarni langsung mengambil posisi yang enak. Sarni berlutut di atas sofa. Jiman ada di antara kedua pahanya. Sementara titit Jiman tepat berada di bawah meki Sarni.
Jiman menegakkan tititnya, sedang Sarni menurunkan mekinya pelan-pelan. Ujung titit Jiman menyibak bibir meki Sarni dan pelan-pelan semua batangnya pun melesak masuk.
Aahhhhhhhhhhhhhhh . Jiman mendesah begitu tititnya ditelan meki Sarni yang hangat. Ini baru meki yang enak .. katanya.
Bisa gak kamu ngentot kagak pake nyindir-nyndir gua? Sialan lu, kata Yuni marah sambil meraih remote TV dan memperbesar volume suaranya.
Dengan menumpukan kedua tangannya di dada Jiman, Sarni mulai menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Jiman membelalak diberi rangsangan seperti itu. Tititnya terasa seperti diurut-urut oleh benda hangat yang sangat lembut, tetapi mencengkeram dengan kuat. Jiman mendesah-desah menikmati tiap gerakan pinggul Sarni.
Sarni sendiri mendesis seperti orang yang kepedasan. Lima belas menit Sarni mengocok titit Kwe Chi Bid dengan gaya begitu, Kemuian Sarni berjongkok tanpa melepas titit Jiman dari mekinya. Dengan liar Sarni menaik turunkan pantatnya sehingga titit Jiman keluar masuk dari mekinya. Meki Sarni telah begitu basah sehingga titit Jiman dapat keluar masuk dengan lancar.
Oooooohhh . Oooooooohhhhh .Uuuhhhhhh . Ohhhhhh . tanpa sadar Sarni mendesah karena merasakan nikmatnya gesekan titit Jiman pada dinding-dinding mekinya. Jiman telah hampir ejakulasi. Ia menaikkan pantanya menyongsong gerakan turun pantat Sarni.
Plak plak plak paha mereka beradu, suaranya ditingkahi oleh suara mendecak dari meki Sarni serta desahan mereka berdua. Yuni menambah keras suara TV karena terganggu suara-suara itu.
Dasar binatang kamu berdua Kerjanya ngentooooot melulu, kata Yuni bersungut-sungut.
Ngeeen thod uueeeeenaaaaaakk, miiiihhh, kata Jiman.
Iiiiii . Yaaaaa . Nyyaaaaaahhh . Shhhhhh . Ohhhhh Uennakkk bangeeddd Aughh . Oooooooohhhhh Sarni ikut menimpali.
Aku juga tau ngentot itu enak. Eh Chu Bid, udah kelar belom lu? Cepetan, abis itu kamu entot aku ya .kata Yuni.
Ooooo kee miihhhh Aduuuuuuuh enak banget sih meki lu, Sarni jawab Jiman.
Sarni hanya tersenyum sambil menaik turunkan pantatnya lebih cepat. Ia telah diujung orgasmenya. Gerakannya semakin liar.
Akhirnya Sarni membenamkan titit Jiman dalam-dalam di mekinya. Bagian dalam mekinya berkontraksi sehingga mencengkeram erat titit Jiman. Rongga dalam mekinya berdenyut-denyut dan semua bagian tubuhnya menjadi kejang.
Ooooooooohhhhh oooooohhhhh . Aaaaaahhhhhh Saya sampai, Tuan . Ahhhhhhhhhh . kata Sarni di tengah orgasmenya.”
Titit Jiman masih tegak dan belum memberikan tanda-tanda akan memuntahkan muatannya. Jiman meminta Sarni menelungkupkan badannya di atas sofa sementara kedu kaki Sarni tetap di lantai dalam posisi berlutut. Tubuh Sarni yang telah lemas itu disanggamai Jiman dari belakang. Bunyi kecipak yang keluar dari meki Sarni semakin nyaring karena meki Sarni telah demikian basah oleh cairan orgasmenya.
Sepuluh menit Jiman mencelup-celupkan tititnya ke dalam meki Sarni dengan posisi seperti itu. Sarni hanya pasrah membiarkan tuannya menggunakan tubuhnya seperti seonggok daging. Jiman semakin mempercepat goyangannya dan akhirnya ia mencabut tititnya sambil ia kocok-kocok dengan tangannya.
Tak lama kemudian Jiman memuntahkan air pejuhnya di atas punggung dan pantat Sarni dengan desahan panjang penuh kenikmatan.
Sarni mengumpulkan pakaiannya dan membawanya kembali ke belakang. Ia tak memakai bajunya karena punggungnya basah kuyup oleh siraman air pejuh tuannya. Telanjang bulat ia berjalan ke belakang dan melanjutkan pekerjaannya mencuci piring bekas makan malam. Ia berniat mandi sesudah selesai cuci piring, karena itu ia sengaja tak memakai bajunya kembali.