Selingkuh Dengan Bos Salon
- Home
- Perselingkuhan
- Selingkuh Dengan Bos Salon
Cerita dewasa – Sebenarnya sudah lumrah saat ini seorang cowok perawatan di dalam salon kecantikan, begitu juga aku karena seringnya mendengar kalau teman-teman kampusku melakukan perawatan di salon kecantikan akhirnya akupun tergiur untuk melakukan hal serupa, padahal sudah banyak yang bilang kalau aku sudah memiliki wajah keren dan postur tubuh yang cukup atletis.
Tapi hal itu masih aku anggap kurang untuk mendukung penampilanku, namaku Dimas dan usiaku baru 21 tahun. Di kampus aku sudah mempunyai pasangan kekasih Rere namanya, dia salah satu temanku juga mulai dari aku sekolah SMA dan hubungan kami sudah terjalin hampir 5 tahun. Selama itu juga belum pernah aku melakukan perselingkuhan karena bersama Rere aku sudah melakukan adegan seperti dalam filem seks.
Bahkan hal itu beberapa kali sudah kami lakukan. Hingga hal itu juga yang membuatku untuk tetap setia pada Rere karena diapun begitu setia dan pengertian padaku. Pokoknya banyak yang bilang kalau aku dengannya sama persis seperti hubungan suami istri karena kami berdua memang selalu mesra baik di kampus maupun di luar kampus apalagi kami pasangan yang jauh berbeda.
Dari segi materi Rere jauh lebih berada di banding aku, tapi dia masih saja mencintai aku bahkan hingga 5 tahun ini. Kami sering menghabiskan waktu bersama di rumahnya karena Rere mempunyai orang tua yang jarang berada di rumahnya, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaaanya bahkan tidak jarang mereka tidak pulang dari luar negeri maupun luar kota.
Tapi siapa sangka akhirnya akupun tidak jauha beda dengan laki-laki pada umumnya, aku berselingkuh dari Rere gadis yang selama ini sudah banyak melakukan adegan cerita seks denganku. Semua berawal ketika aku pergi ke salon kecantikan langgananku, karena memang aku sudah beberapa kali melakukan perawatan wajah di sini karena problem jerawat yang aku punya.
Ada seorang wanita yang masih muda tapi lebih tua jika di banding denganku, aku memanggilnya mbak Giska. Dengan umur yang sudah menginjak 27 tahun tapi dia masih terlihat layaknya anak muda sekarang, mungkin karena memang siempunya salon membuat dia pintar dan rutin merawat diri. Kulitnya terlihat mulus dan lembut di tambah dengan putih bersih.
membuat orang yang memandangnya akan merasa takjub. Apalagi mbak Giska sering memberikan senyuman manis pada setipa orang yang berpapasan dengannya apalagi dia pelanggan salonnya. Tidak terkecuali juga aku, karena seringnya pergi kesana akhirnya akupun mengenalnya bahkan tidak jarang mbak Giska sendiri yang merawat perawatanku biasanya asistennya.
Hari itu aku datang agak sore pada salonnya karena sebelumnya aku telah janjian dulu. Dan akhirnya aku sampai juga di salon itu pada waktu salon hampir tutup, asisten salon tersebut langsung menghampiri aku dan bilang kalau salon akan tutup tapi aku bilang kalau aku ada janji dengan mbak Giska yang punya salon, akhirnya diapun menyuruhku untuk menunggu karena mbak Giska baru ada tamu di ruangannya.
Setelah beberapa lama kemudian akhirnya dia keluar dengan seorang wanita yang terlihat emosi. Begitu juga mbak Giska, tapi dia langsung menyuruh semua karyawannya untuk pulang dan menyuruhku untuk masuk, katanya biar dia sendiri melakukan perawatanku. Akupun masuk dan langsung berbaring pada tempat perawatan biasa aku memakainya dan diruangan itu hanya ada satu tempat tidur.
Mbak Giska langsung membersihkan wajahku kemudian dia terus melakukan bagian dari perawatan ini. Namun begitu dia membuka masker yang telah kering dari wajahku diapun membersihkan wajahku dengan air hangat tapi belum lagi melakukan pemijatan wajah dia sudah mencium wajahku dari atas. Aku yang semula menutup mata langsung saja membukanya.
Tapi dengan tangannya mbak Giska menutup mataku. namun dia kembali mencium bibirku sambil berbisik lirih “Dimas bisa tidak kamu peluk mbak sekarang… ” Aku kembali membuka mataku dan aku lihat dia menatapku dengan penuh nafsu. Bagai dalam adegan cerita seks akupun menggangguk dan dia lkangsung merangakak naik ke atas tubuhku yang masih melekat pakaianku.
Akhirnya dia menunduk
sambil terus melumat bibirku ” Ooouuugghh… aaaaaggggghhhh…. aaaaaaaggghhh… ” Akupun tidak tinggal diam saja, aku pegang tetek mbak Giska yang belum seberapa besarnya, tapi dengan lemnbut aku remas juga tetek itu, dan aku lihat dia menggelinjang pada akhirnya. Kini tagannya sudah bisa membuka pakaian yang menempel padaku.
Tanpa membutuhkan waktu lama akhirnya dia melihat kontolku yang berdiri tegak. Dengan sekali hentak aku dapat memasukkan kontolku tapi ketika aku melihat mbak Giska menyuruhku untuk melakukan oral terlebih dahulu akupun mencabut kontolku kembali dan langsung melumat bibir memekknya, dia tersentak dengan langsung memegang rambutku dan menjambaknya dengan lembut.
Aku memainkan lidahku dalam memeknya dan kusapu bersih klitorisnya, saat itulah aku mendengar mbak Giska mendesah sambil menggeliat bagai cacing kepanasan aku lihat ” Oooouuuugghh… aaaaagggghh.. Dimas… aaaagggh… nggak salah .. aku pilih kamu sayang… aaaaaaggghh… ” Katanya padaku sambil terus menjambak rambutku dengan mesranya.
Diapun bangun setengah duduk dan saat itu lah dia melihat permainan oralku. Sambil mengggigit bibirnya Mbak Giska terlihat begitu sange karena dia langsung menarik tubuhku dan berkata ” Sudah Dimas.. ayo lakukan sayang… aaaagggggghhhhh…… ” Akhirnya kembali aku menindih tubuhnya dan menancapkan kontolku pada lubang memeknya yang tercium begitu wangi.
Aku yakin mbak Giska sering melakukan perawatan pada memeknya, sekali tekan aku sudah dapat menerobos memkknya dan akupun menggoyang pinggulku saat itu. Kembali mbak Giska mendesah ” OOooouuugghh… ooouuuuggghh… Dimas… aaaaggghh… ” Desahan mbak Giska membuatku semakin ingin memberikan permainan yang tidak akan pernah dia lupakan sebelumnya.
Dengan memiringkan pantatnya akupun menancapkan kontolku dari arah belakang pantatnya, tapi pas masuk dalam memeknya. Dan akupun bergerak maju mundur pada memeknya, terlihat mbak Giska menjerit kenikmatan dan tidak berapa lama kemudian akupun menjerit karena kami berdua sama-sama mencapai puncak kepuasan, tubuhku lunglai di atas tubuh mbak Giska tapi dia terus mendekapnya.