TEMAN SEKOLAH KU YANG BISPAK
- Home
- Cerita sex ABG
- TEMAN SEKOLAH KU YANG BISPAK
Gila Seks Terkini – Kisah ini terjadi saat saya masih duduk di bangku SMA. Di kelas saya ada cewek bernama Vani. Vani ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa-biasa saja, tidak terlalu istimewa. Tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman-teman cowok termasuk saya. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat-dekat sama Vani, namanya Rino. Setiap kali saya melihat Rino mendekati Vani maka tangannya tidak jauh-jauh dari meraba pantat atau toket Vani. Agen Poker
Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Vani yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rino yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan meja saya. Mulanya saya tidak terlalu peduli, paling juga si Rino ngucek-ngucek payudaranya si Vani. Tapi saat saya melirik, saya kaget setengah mati. Penis si Rino udah keluar dari celananya dan sedang dikocok-kocok oleh Vani.
Rino menyeringai bangga melihat ke arah saya. Sementara Vani hanya tersenyum-senyum genit aja melihat saya yang terpelongo. Sambil menikmati kocokan Vani tangan kiri Rino asik meremas-remas payudara kanan Vani. Untuk menutupi pandangan guru dari depan Rino sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Vani dengan cara di dirikan jadi seolah-olah mereka berdua sedang membaca buku itu.
Beberapa menit kemudian saya lihat peju Rino menyembur keluar, Vani kemudian mengelap tangannya yang belepotan peju Rino ke celana Rino. Meilhat itu saya juga jadi kepingin. Saya segera memberi kode sama Rino untuk gantian, kamipun berganti posisi.
“Van, aku juga donk..” pinta saya setelah duduk di sampingnya,
“Apaan?” tanyanya pura-pura tidak tau.
“Kocokin kontolku” ujar saya, Vani mencibir kearah saya.
“Gak mau” tolaknya.
Bangsatnya ni pikirku, gak tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelah saya, si Rino cekikikan melihat saya. Teman semeja saya juga ngintip-ngintip sambil tersenyum mupeng. Pasti minta bagian juga tuh.
Karena udah gak tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan-pelan saya menurunkan resleting celana saya, tapi susah juga ngeluarin si dedek yang sudah tegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Saya longgarkan sedikit ikat pinggang saya dan saya lepaskan kait kancing celana saya, baru saya rogoh kontol saya untuk mengeluarkannya. Begitu kontol saya keluar dari celana, langsung saya raih tangan kanan Vani, saya arahkan ke batang kontol saya.
“kocok lah, cepet..” bisik saya, tangan Vani yang lembut dan halus kemudian memegang batang kontol saya dan mulai mengocok-ngocoknya membuat saya tertunduk keenakan. Agen Poker Online Indonesia
“enak ya?” bisik Vani.
“anjeng, enak banget” balas saya berbisik.
Berkali-kali saya mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Vani yang lembut menggesek-gesek kepala kontol saya. Sesekali saya melirik ke arah Rino dan teman saya yang tertawa-tawa kecil melihat saya lagi dikocokin sama Vani. Teman semeja saya berkali-kali memberi kode minta giliran yang dibalas dengan Vani leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat saya dengan sengaja meremas-remas payudara Vani sambil melirik mengejek ke teman saya itu.
Beberapa menit kemudian peju saya akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin saya menahan untuk tidak mengerang. Saya tutupi wajah saya dengan kedua tangan saya menahankan rasa nikmat di kontol saya. Vani mengangkat tangannya menunjukkan jari-jari tangannya yang belepotan peju saya, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celana saya. Bandar Domino Online
Karena merasa masih ada bau-bau pejunya, Vani permisi ke wc. Tidak lama teman sebangku saya ikut permisi keluar. Saya kembali pindah ke meja saya sementara Rino duduk di bangku sebelah saya. Tapi kok lama banget ya.
“jangan-jangan mereka maen di wc” terka Rino.
Saya manggut-manggut mengiyakan. Sampai pergantian jam pelajaran, kira-kira 15 menit lebih, baru mereka kembali, saya lihat teman saya itu tersenyum bahagia. Sementara Vani kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rino lagi. Langsung saya cecar teman saya dengan pertanyaan-pertanyaan, ngapain aja kalian? Teman saya cerita begitu di kamar mandi, dia langsung meluk Vani. Sambil berciuman teman saya meremas-remas payudara Vani lalu dia meminta Vani untuk menghisap kontolnya. Vani ok-ok aja menghisap kontol teman saya itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi. Situs Poker Online Terpercaya
Eh pas lagi asik-asikan begitu, tiba-tiba masuk cowok dari kelas sebelah, sudah bisa ditebak cowok itu pun minta bagian. Terpaksa Vani melayani dua kontol sekaligus. Sepi kan bukan berarti gak ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Vani yang lagi jongkok sambil ngisapin kontol, mereka pun dengan sabar ngantri minta disepong juga. Setelah semua ngecrot baru Vani dan teman saya itu kembali ke kelas. Saya jadi geleng-geleng mendengar cerita teman saya itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus.
Lain waktu ada lagi cerita saat saya, Rino dan Vani tergabung dalam satu tugas kelompok yang diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua cewek dan dua cowok, jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Vani.
Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Vani, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa-biasa saja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Vani masih berada di rumah. Suasana mulai berubah saat orang tua Vani keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rino mulai gatal meraba-raba tubuh Vani membuat Vani sibuk menepis tangan jahil Rino. Jadinya malah tidak mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mulai cerita-cerita jorok yang membangkitkan gairah. Agen Ceme
“May udah pernah liat titit gak?” tanya Rino kepada Maya, salah satu teman cewek dalam kelompok kami.
Nih anak emang gak ada otaknya. Maya yang mendengar pertanyaan Rino jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rino membuat kami tertawa-tawa.
“gitu aja marah May, Vani aja tenang-tenang aja klo liat titit, iya kan Van?” Aris ikut-ikut nimbrung sambil melirik genit kearah Vani, Vani hanya mencibir menanggapi godaan Aris.
“ngomong-ngomong burung kalian, kayak yang besar aja” Dewi kali ini yang angkat bicara, nih anak memang rada berani dibandingin Maya.
“eh, mau liat punyaku?” tanya Rino semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan.
Tingkahnya membuat para cewek-cewek itu terpekik sambil cekikikan, Vani yang tepat berada di samping Rino tiba-tiba meninju selangkangan Rino membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.
Tidak sadar sudah hampir tiga jam juga kami di rumah Vani, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Dewi dan Maya pulang dengan diantar Aris dan Fandi sementara saya dan Rino tetap tinggal. Saya sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rino, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Vani, Rino langsung melancarkan serangan-serangannya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan saya yang terbengong-bengong melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rino meremas-remas payudara Vani sementara tangan Vani meraba-raba selangkangan Rino. Tidak mau ketinggalan saya langsung duduk disamping kiri Vani dan ikut-ikutan meremas-remas payudara kirinya. BANDARQ
Vani melepaskan ciumannya dari Rino dan gantian menciumi bibir saya yang saya balas dengan penuh nafsu. Saya menggeliat nikmat saat jari-jari Vani meremas selangkangan saya, sementara disamping kanan Vani Rino memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.
Rino segera meraih tangan Vani dan mengarahkannya ke kontolnya, Vani melepaskan ciumannya dari saya dan melihat ke arah kontol Rino, kemudian mulai mengocok-ngocoknya membuat tubuh Rino jadi kejang-kejang. Saya ikut-ikutan melepas celana saya hingga kontol saya dengan leluasa tegak dengan gagah. Saya berdiri disamping Vani sambil meraih kepala Vani dan menariknya ke arah kontol saya. Mengerti kemauan saya, Vani langsung membuka mulutnya lebar-lebar membiarkan batang kontol saya masuk ke dalam mulutnya. Begitu kontol saya masuk langsung dia menghisapnya membuat saya mendesis keenakan.
“malah kontolmu dulu yang disepong!” maki Rino.
“salah sendiri lah” jawab saya penuh kemenangan.
Saya gerakkan pinggul saya seolah-olah sedang mengentoti mulut Vani sambil mendesah keras memanas-manasi Rino sementara Vani makin aktif menghisap-hisap kontol saya. Panas melihat saya yang disepong Vani, tangan Rino kelayapan menaikkan rok terusan Vani ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Vani yang terbalut celana dalam warna pink. Rino menggesek-gesekkan telunjuknya ke selangkangan Vani membuat Vani mengeluarkan suara-suara mengeram sambil terus menghisap-hisap kontol saya. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
“Van buka cd mu, si Kevin mau liat memekmu” kata Rino sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Vani.
Vani agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rino ke bawah. Mata saya tak lepas memandang memek Vani yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Begitu memek Vani terbuka, jari-jari Rino langsung bermain di celah memek Vani membuat Vani mendengus merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat merasakan gesekan demi gesekan jari Rino di celah memeknya.
Tanpa sadar saya makin dalam menyodokkan kontol saya di dalam mulut Vani, berkali-kali Vani mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontol saya dari dalam mulutnya. Tapi karena saya telah dikuasai nafsu birahi saya malah makin kasar menggoyang-goyangkan pinggul saya mengentoti mulut Vani sambil tangan saya memegang kepala Vani menghindari dia melepaskan kontol saya. Sekarang Vani sudah tidak lagi menghisap kontol saya, hanya membiarkan saja kontol saya memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
“ayo Vin terus” ujar Rino sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek-gesek memek Vani membuat Vani makin keras mengerang.
“aku mau keluaaarrrr…” jerit saya.
Dengan susah payah Vani menjauhkan kepalanya dari kontol saya, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontol saya dari dalam mulutnya, mani saya muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara. Vani memekik kecil saat mani saya menyembur ke wajahnya. Saya sengaja mengarahkan ujung kontol saya ke wajahnya hingga mani saya muncrat di wajah Vani. Mani saya yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Vani.
“Kevin jahat, maninya ditembakin ke muka Vani” rungut Vani manja.
Dengan perasaan lelah saya duduk disamping Vani melihat dengan takjub mani saya meleleh di sekitar wajah Vani sebagian menetes ke baju kaosnya.
“emang ni, gak usah kasih lagi Van” kata Rino ngompor-ngomporin, pasti udah mupeng dia.
“dah buka aja bajunya Van, udah kena mani si Kevin gitu” ujar Rino.
“alah bilang aja pengen” cibir Vani, tapi dia mau juga membuka bajunya.
Kini Vani sudah benar-benar bugil, kontol saya yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Vani,
“kalian juga buka baju dong, masak aku aja” ujar Vani.
Tanpa diminta dua kali Rino segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh saya. Kini kami bertiga sudah bugi, saya dan Rino segera mencaplok masing-masing payudara Vani yang cukup besar itu membuat Vani tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya saya menghisap pentil perempuan.
Rino kemudian merebahkan tubuh Vani di sofa dengan kepalanya berbantalkan paha saya hingga wajahnya tepat di depan kontol saya yang mulai tegak lagi. Saya terbengong-bengong melihat Rino mengambil posisi ditengah pangkal paha Vani, kontolnya yang tegang tepat berada di celah memek Vani.
“mau ngentoti dia?” tanya saya heran.
“memang kenapa?” tanya Rino, sementara Vani memandang saya dengan ekspresi heran.
“nanti dia gak perawan lagi” ujar saya lugu, mereka berdua tertawa geli mendengar ucapan saya.
“Kevin tenang aja, nanti abis Rino, Kevin boleh ngentoti Vani” ujar Vani sambil menggesek-gesekkan pipinya di batang kontol saya, sementara Rino kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Vani.
Terdengar pekik Vani saat batang kontol Rino menerobos masuk kedalam memeknya, entah karena sudah dari tadi menahan nafsunya, Rino dengan cepat menjurus kasar menyodok-nyodokkan batang kontolnya didalam memek Vani membuat Vani makin memekik menahan serangan Rino.
“enak banget memekmu Van…”ceracau Rino meningkahi pekikan Vani, sementara saya hanya bisa diam saja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya.
Kontol saya sekarang udah benar-benar ngaceng lagi. Tubuh Vani terguncang-guncang seiring hunjaman kontol Rino di dalam memeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang-goyang membuat saya jadi gemas meremas-remasnya.
“aaahhh… uunnnngghhhh…. pelan-pelaaaaannnn No…” pekik Vani.
Tapi Rino gak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ouch… ooohh…”dengus Rino, yang dibalas dengan pekikan terputus-putus Vani.
Entah berapa lama tiba-tiba Rino mencabut kontolnya dari dalam memek Vani dan mengocok-ngocokkan batang kontolnya di depan perut Vani. Gak berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat di perut bahkan sampai ke payudara Vani.
“aahhh enak banget..” desis Rino, sementara Vani memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah baru saja berlari jauh, tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
Begitu Rino bangkit dari tubuh Vani, saya segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar saya menusukkan batang kontol saya ke celah memek Vani tanpa mempedulikan mani Rino di tubuh Vani. Tapi berkali-kali saya tusukkan ko gak masuk-masuk ya? Ini memang pertama kalinya saya ngentot dengan perempuan. Sadar ketidaktahuan saya, sambil memegang batang kontol saya dia mengarahkan tusukan kontol saya.
“dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal-sengal.
Lubang memeknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan memeknya terasa licin. Saya terpejam nikmat merasakan pertama kali kontol saya masuk ke lobang memek perempuan. Saya berusaha mengocokkan batang kontol saya di memeknya tapi berkali-kali kontol saya keluar lagi dari memek Vani. Melihat itu Rino jadi tertawa-tawa. Agen Capsa Online
“jangan panjang-panjang nariknya bego” ujar Rino.
“baru pertama ya Vin?” Vani ikut-ikutan bersuara membuat jadi panas.
Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga saya menyodok-nyodokkan kontol saya di dalam memek Vani. Beda dengan Rino, saat dengan saya Vani hanya mengeluarkan suara mendesah-desah kecil saja. Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama saya mengentoti cewek, gak lama saya rasakan mani saya akan muncrat. Saya makin mempercepat goyangan saya, berkali-kali kontol saya keluar dari memek Vani tapi dengan cepat saya masukkan lagi dan saya kocok lagi.
“Vin kalo mau nembak jangan didalem” ujar Rino mengingatkan.
Tubuh Vani sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontol saya untuk kedua kalinya mengeluarkan sperma, kali ini didalam memek Vani. Tubuh saya mengejang kaku mendapatkan orgasme kedua saya. Vani langsung terpekik kaget menyadari saya menembak di dalam vaginanya.
“wei bego, jangan tembak didalem!” maki Rino.
Tapi saya yang lagi dilanda kenikmatan gak peduli sama sekali. Saya makin menekankan dalam-dalam batang kontol saya di dalam memek Vani sementara tubuh Vani yang terhimpit tubuh saya ikut mengejang. Kepalanya menggeleng-geleng kiri dan kanan, saya rasakan daging otot memek Vani mencengkram erat batang kontol saya.
Saya rasa memek Vani makin penuh dan sempit, oleh mani saya, lendirnya, juga karena kontraksi otot memeknya. Lima menit kemudian kami sudah berpakaian kembali, sementara Vani ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan saya cemas Vani akan hamil, apalagi tiap hari Rino selalu menakut-nakuti saya kalau Vani hamil dan minta pertanggung jawaban saya. Tapi ternyata apa yang saya khawatirkan tidak benar-benar terjadi. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,