Viona The Naughty Girl 2 : Rise of the Avenger
Viona The Naughty Girl 2 : Rise of the Avenger
Notice :
Cerita berikut adalah mengandung material dewasa, bila anda dibawah umur disarankan jangan membaca.
Semua peristiwa, karakter, dan nama yang didalam cerita ini adalah fiksi/tidak nyata.
Dilarang melakukan dan mencontohi tindak tidak pantas di dalam cerita ini.
Bila ada nama yang sama, dan kejadian yang mirip, itu hanya kebetulan saja, tidak berhubungan dengan crita ini.
Jauhi seks ilegal, dan jangan memperkosa satu sama lain.
Selamat menikmati.
#########################
John a.k.a Black
“pecundang, pengedar…itulah mereka menyebutku, dipukuli sia-sia, dipenjara sia-sia atas kesalahan yang tidak kulakukan, seseorang harus membayar ini semua…suatu saat”
Itu adalah kalimat-kalimat yang selalu muncul dari benak pikirannya, setiap malam saat sendirian. Dia adalah si “Petugas 3” atau sebut saja nama aslinya adalah John. Sebelumnya John bukanlah orang yang bertugas sebagai pembersih kamar villa atau cleaning service.
Dia adalah pria terhormat, dan melakukan tugas dari bossnya dengan baik dan tanggung jawab. John juga tidak suka memandang rendah sesama orang, dan tidak mengangkat orang hanya untuk mendapat uang. Dia suka membantu yang lemah. John selalu menghormati bossnya, dan melakukan tugas dengan baik. Tetapi sayangnya Peter bukan boss yang baik, dia ada melakukan beberapa bisnis gelap. Dan, hal baik dalam dunia ini tidak selalu berpaling kepada orang baik seperti John. 20 tahun lalu John ditimpa tragedi dikhianati oleh bossnya itu.
———-20 Tahun lalu———
Pada suatu hari John diberikan tugas oleh Mr.Peter. John sebagai karyawan setia Peter tentu saja menerima tugas itu dengan penuh tanggung jawab.
“kamu antar paket ini..ke alamat ini saja..”, Peter berkata.
“baik pak, akan aku bereskan segera”, John.
Waktu itu John tidak menanyakan apa isi kotak tersebut, karena selama ini ia kira bossnya ada pengusaha bersih dan terhormat. Sewaktu kerja dengan Peter, John selalu diberlakukan secara adil, baik, dan tidak ada diskriminasi. Peter menganggap John seperti temannya.
“aku akan bekerja dengan Pak Peter selamanya dan membantunya hingga dia tua dan pensiun, dan hingga si Viona kecil dewasa dan menjadi boss” pikir John dalam hatinya.
Sewaktu mobilnya sudah tiba di dekat sebuah platform, tampak ada macet panjang karena mobil-mobil pada tidak berjalan.
*priiiit* bunyi peluit dari polisi.
Saat di tengah jalan ada patroli pemeriksaan, salah satu polisi berjalan mendekati mobil John dan John menurunkan kaca mobilnya. John disuruh menepi dulu di tempat pengecekan.
“siang pak, ada yang bisa kubantu pak?”, sahut John kepada polisi tersebut.
“Pak, dimohon turun dari mobil segera, dan kami ada tugas untuk di lakukan”, jawab Polisi itu.
John langsung turun dari mobil, ada 2 polisi dan seekor anjing pendeteksi mengecek mobil John. Dan Anjing itu menggonggong dengan kotak tersebut. Polisi mulai merasa curiga, dia membawa kotak itu. John masih merasa tenang, mungkin kotak tersebut hanya berisi hadiah buat teman atau saudara. Namun dugaannya salah total. Ketika telah terbuka, isi kotak itu berisi “narkoba”, dan beberapa macam. Para polisi langsung menyergap John yang dalam keadaan panik dan tidak tau apa-apa.
“pak aku tidak tahu apa-apa, aku hanya mengantar saja”, kata John namun tidak dihiraukan polisi.
Setelah peristiwa itu, terjadi, John di fitnah sebagai pengedar. Di media massa, koran, TV, radio, juga menyatakan kalau John adalah pengedar narkoba. Dia diinterogasi oleh polisi bahwa dia bekerja untuk siapa. John pernah mengatakan kalau barang itu adalah dari bossnya “Peter” dan memberikan alamat Peter, dan alamat kirim tujuannya. Namun setelah polisi cek, alamat tersebut adalah bangunan kosong, dan setelah polisi cek ke rumah Peter.
“tidak ada yang bernama di Peter di kediaman tersebut, kamu bohong!!”, Kepala Polisi.
John begitu saja ditangkap polisi, dia di kurung 20 tahun atas keputusan jaksa, tanpa ada pengadilan. Di dalam penjara John juga tidak bisa tenteram, selalu ada saja yang mencari masalah dengannya. Dan ada juga polisi-polisi yang suka memukul John seenaknya. Pria yang lembut dan baik hati ini, menjadi kasar, dan hidup hanya untuk mencari balas dendam.
Hari-hari berlalu dengan cepat, akhirnya tiba juga hari Black akan bertamu ke rumah Viona.######################
20 tahun setelah dia keluar dari penjara, kini berumur 45tahun. Nama John sudah tidak ada lagi, kini dia sudah mengganti nama menjadi “Black”, yang artinya dalam Inggris adalah “Hitam”. Setiap malam, habis kerja Black selalu menyendiri di mess kecilnya, gelap dan di temanin sebuah komputer dan internet gratis dari perusahaan. Sedangkan petugas yang lain lebih suka berkumpul dan berminum-minum bareng, main gitar, ngobrol dll.
“Bingo…akhirnya kutemukan, juga..Viona kecil..”, Black.
Dia menemukan Profile Viona di facebook yang tidak diset private, dan ada nomor hubungnya. Dia melihat foto-foto..dan mecokcokkan foto yang dia ambil dengan HP nya pada tanggal 31 Dec 2012. Itu adalah pada saat Viona, Jay, SKy, dan Ryan berjalan menuju ke Villa mereka.
“Viona kecil, kamu sudah tumbuh dewasa dewasa, dan begitu….nakal..”, Black berkata.
Black berpikir, dia harus menarik anaknya keluar untuk bisa memanjat ke boss lamanya, yang namanya Peter itu palsu. Black mengambil handphonenya dan menghubungi nomor Viona. Viona waktu itu masih umur 8 tahun dan sama sekali tidak tahu akan peristiwa yang menimpa John. Dia kira John yang sekarang masih seperti “John” yang dulu. Dan ayah Viona juga membohonginya kalau Om John yang behenti bekerja.
*ring ring* *ring ring*
“Halo, ini Viona, siapa ya?”, Viona.
“halo Viona, ini aku Om John, masih ingat?”, Black.
“Om John! kemana saja Om, sudah terlalu lama, aku rindu banget sama om!”, Viona.
“Om juga rindu dengan…”kalian”…”, Black.
“Bagaimana kalau Om minggu ini datang rumah bertamu?? datang ya.”, ajak Viona.
“apa itu akan merepotkan kalian”, Black.
“ini rumah saya, kalau om cmn datang bertamu saja tidak merepotkan kok”, Viona.
“rumah sendiri? Viona udah jadi Boss ya?”, Black.
“belum kok om, ini cuman hadiah dari papa saja”, Viona.
“Omong-omong ortu lagi di luar negri belum pulang di waktu singkat”, lanjut Viona.
“ohh baiklah, sabtu ini aku akan bertamu ke rumahmu, aku akan mengjenguk ortumu bila mereka sudah balik”, Black.
Viona memberikan Black alamat rumahnya kepada Black yang masih dikira pria 20 tahun lalu. Setelah mereka berjanji jadwal dan hari akhirnya saling menutup telepon mereka.
“ini adalah kesempatanku…Viona akan menjadi tiketku untuk ke ayahnya”, Black
Black berjalan keluar dari messnya dan menghampiri beberapa rekan kerjanya yang berotak mesum dan juga bekas penjaraan.
“apakah kalian suka seks gratis? tapi dengan cewek yang sangat cantik, dan masih muda, berumur 18 tahun”, Black.
“ahh si blackie bohong..mna ada hal kayak gitu!” Teriak beberapa rekan kerjanya.
“tapi kalau memang ada, wah gua bakal seks nonstop ama cewek kayak gitu!”
“gua bakal ngehekin ampe teriak teriak minta ampun dah!” Canda-canda dari rekan-rekannya.
“kalau aku bilang, ada, pasti ada..tergantung kalian mau atau tidak saja..”, Black.
Mereka semua terdiam, dan mulai mendegarkan Black. Karena selama ini Black kalau bilang ada, memang ada, dan mereka juga tau Black orangnya berkomitmen.
“baiklah, kalau percaya…sekarang kalian lakukan saja perintahku, bila terjadi apa-apa cukup aku saja yang tanggung”, Black.
Di malam itu segerombolan pria kasar dan otak mesum itu berkumpul dan mendengarkan rencana Black.
############################
*Ding DOng* Ding Dong*
“haloo om John, bagaimana kabarmu??, ayok silahkan masuk”, Viona.
“terima kasih”, Black.
“dimana Sumarni, masih bekerja dengan kalian gak?”, Black
“Sumarni sementara aku liburkan, semnjak hari tahun baru kmrin sih, tapi gapapalah”, Viona.
“jadi tuan putri yang sibuk dengan kebersihan rumah sementara waktu donk”, Black.
“ahahahaha! jangan panggilku tuan putri deh, bisa aja om ini, aku buatin teh dulu, om duduk dulu ya.”, Viona.
“om John, kamu benar berubah total ya tampilannya, kamu tampak kekar sekali, tinggi, dan wajahmu juga lebih pria dari dulu”,
“iya, aku lebih sering berolahraga sekarang.”, Black.
Di dalam pikiran Black,situasi ini menjadi lebih mudah, karyawan pembersih rumahnya sedang liburan. Cuma tinggal Viona sendiri dirumah saja. Mendengar suara jalan Viona sedikit mendekat. John mengeluarkan sebatang mirip rokok, tetapi baunya bukan rokok.
Dia membakar batangan itu dan di taruk di bawah meja tamu. Batangan itu mengeluarkan asap yang tidak sulit dilihat oleh mata, namun tercium oleh hidung. Dan bila tercium akan membuat orang itu pingsan seketika. Dalam sekejap Viona sudah kembali dengan tehnya, dan dia meletaknya di meja tamu. Dan dia juga ikut duduk di ruang tamu itu.
“silahkan om, hhmm..om ada mencium..seperti bau asap tidak??”, Viona.
Asapnya sebenarnnya semakin tebal, namun Black dari tadi sudah bertahan nafas. Sewaktu di penjara dia selalu di siksa dengan kepalanya diceburkan ke dalam air cukup lama. Dari situ dia belajar bertahan nafas lebih lama.
“baunya…aneh…Om aku…aku pusing….”,VIona.
Viona langsung pingsan oleh asap itu, Black langsung mengeluarkan sebuah masker dan dia pakai. Dia memasukkan kocek sebatang asap tadi kekoceknya sendiri. Dia memakai sarung tangan tebal hitam, topi, dan kaca mata hitam. Setelah periksa di luar rumah sepi, dia membawa Viona keluar dari rumah itu, dan memasukkannya ke dalam mobil gelap itu.
Jadi dirumah Viona tidak ada meninggalkan jejak apapun. Asap tadi juga sudah menghilang. Di dalam mobil, Black menyuntik Viona dengan berbagai obat-obatan, itu adalah obat untuk membuat sistem otaknya lupa akan hal-hal yang baru saja terjadi. Mungkin Viona masih ingat akan pesta gangbangnya, tapi dia tidak akan mengingat kalau dia ada bertemu dengan Black atau Om John.
“maaf Viona, aku ada tujuanku sendiri, dan secara tidak sengaja berada dalam lingkaran dendamku”, Black.
Kekejaman yang semua Black lalui sudah melupakan dia dari rasa kasihan.
#######################
Jam menunjukan arah jam 2 siang
Di suatu tempat…
Pelan-pelan Viona terbangun..
“ohh…aku..aku dimana ya?? kenapa tangan dan kakiku terikat??”, Viona terkejut.
Viona di sembunyikan di sebuah rumah kontainer yang berkarat dan gelap warnanya, di ruang itu banyak alat-alat besi dan rantai. Dan lantai itu juga tidak nampak bagus lagi, tempat ini seperti sarang tikus saja. Kontainer ini biasanya di gunakan untuk mengirim barang, namun bisa juga dijadiin rumah kecil. Dalam situ cukup pengap, ada sebuah ventilasi kecil namun apa gunannya untuk tempat hancur beginian.
“Ahkk sakit! tolong…ada orang??? tolong aku!”
Viona mencoba melepaskan dirinya, namun tidak bisa, kakinya di ikat kuat dengan rantai besi yang ada gembok, butuh kunci untuk membukanya. Tangannya juga tidak beda, dan tubuhnya di kunci dalam posisi “X”, meronta justru menyakitkan kulit sendiri. Tiba-tiba.. * PHommmmm!! * Suara pintu besi dari rumah kontainer ini terbuka. Dan Masuklah 3 pria kasar, hitam, agak kegemukan, dan wajahnya seperti preman pembunuh saja.
“Ohhhh!! Sudah bangun Nonaaa??? Hahahaha!”, Pria Kasar 1.
“Kami kemari, karena terdengar ada yang teriak LONTONGGG!!!!”, Pria kasar 2.
“Hehehe, kami saja beres dgn pekerjaan kami, sekarang ada pekerjaan baru buat kami non!!”, Pria kasar 3.
“kaliann mau apa!? Tolonggg, tolonggg!!”, Viona.
“TOLONGGGGGGGGG!!!!!!”, Pria kasar 1 ikut teriak.
“tuh cara teriak tolong nona, harrus lebih keras! tapi percumaa, kamu sudah dalam perangkap tikus non”, Pria kasar 2.
“berapa kali pun kamu teriak, tidak bakal ada yang kemari untukmu non, simoan tenaga aj.”, Pris kasar 3.
Viona semakin panik, dan 3 pria itu langsung mendekati tubuhnya.
“di tempat gini, kamu tidak butuh ini lagi non”, Pria kasar 1.
Pria itu langsung menggunakan sebuah gunting dan mengoyak t-shirt Viona, yang lain mengoyak rok kasualnya.
“ahhhh jangann!!! aku mohon!!!”, Viona.
Sekarang tinggal bra dan celana dalam putih Viona saja melekat pada tubuhnya.
“Seksi asliiii!!! percaya dengan Black memang tidak bakal rugi deh!”, Pria kasar 1 sambil meremas payudara Viona.
Mereka lanjut mengoyak bra dan celana dalam Viona.
“Jangannnnnnn!!!!”, teriak Viona mulai menangis.
Viona memang cewek eksebisionis dan hobby seks, tetapi ini jelas beda, karena dia tak rela, dan ini sudah jelas pemerkosaan. Ketiga pria kasar itu jadi semakin nafsu melihat tubuh Viona yang tersaji polos, tanpa sehelai rambut ada pada tubuhnya, ketiaknya yang putih mulus, pahanya, pokoknya dari atas sampai bawah mulus. Pria kasar pertama langsung menjilat vagina Viona, yang kedua dan ke tiga langsung meremasi ke dua payudaranya.
“nnggggg….aku mohon…hentikan…”, mohonan Viona jelas percuma saja.
“dah cukup basah ya memek mu, gua pakuin pake kontol gua sekarang”, Pria kasar 1.
Penis yang cukup gemuk dan besar itu langsung masuk penuh ke liang vagina Viona.
Dia menggenjot vagina itu dengan kasar, dan keras, cukup membuat vagina Viona yang sempit menderita.
“nnggggg…ngghhh!!!”, Viona mencoba untuk tidak mendesah saat digenjot oleh pria itu.
“napa di tahan non suaranya, teriak aja, ahak ahak gitu, gimana sih, katanya non suka main rame-ramean kan”, Pria kasar 2.
“iya, kondom berlimpahan di villa ya non, berapa cowok yang loe entotin non??”, Pria kasar 3.
“asli nih enak…memeknya sempit banget untuk gadis yang tidak perawan lagi”, Pria kasar 1.
Lama-lama Viona tidak tahan juga dengan genjotan itu, walaupun terpaksa, tapi perasaannya tetap tidak bisa ditahan.
“oohhh!! ahhhh!!! sia…lan…..!!”, Viona orgasme, tapi kesal karena terpaksa.
Viona menjadi semakin tidak percaya diri di hadapan mereka, karena baru saja melalui force orgasm. Si pria kasar itu kembali menggenjot vagina Viona.
“loe dah keluar kan mek, kini giliran gua yang keluar ya!”, Pria kasar 1.
“aku mohon…ja..jangan di dalam….ngggghh!!”, Viona.
Sekali lagi Viona meronta-ronta, namun rantai besi itu justru menyakitkan kulitnya. 2 pria kasar lain tak henti memerasi payudaranya dan mereka menggelitik ketiaknya yang harus.
Hal itu membuat Viona makin menderita. Namun si pria yang sedang memompa vagina Viona sudah capai batasnya.
“oohhh!! enak asliii!! memeknya sempitt!!!! *Crooooottttt*”, Pria kasar 1.
Sperma yang banyak di semprot di dalam liang vagina Viona. Sperma itu ada yang mengalir keluar dari vaginanya, ini adalah cream pie pertama bagi Viona.
“oohhh…tidak…..aku akan hamilll!!!!”, teriak Viona sambil menangis.
“iya hamillah sana, biar jadi perempuan ya, sekarang giliran gua dah! hahaha!”, Pria kasar 2.
*cepp* penisnya dengan mudah lngsung masuk ke dalam liang vagina Viona, karena sudah licin oleh sperma tadi.
“asli memang masih sempiit nih memek!!”, Pria kasar 2.
“cepetan ya, ntar giliran gua”, Pria kasar 3.
“ok ok sabar, saja kita masih ad banyak waktu”, Pria kasar 2.
Lalu penis itu langsung mulai membuat memompa Viona.
“ohhh..jangan lagi…jangan lagi…ngggghhh!!”, Viona.
2 Pria yang lain kembali sibuk memeras payudara Viona. Kondisi ini membuat Viona tak lama lagi orgasme.
“shitt!!! NNgahh..AAAAhhhhh!!”, kembali Viona harus harus orgasme secara terpaksa lagi.
Kali ini air vagina Viona muncrat. Dan hal itu mmebuat ke 3 Pria kasar itu semakin bahagia.
Kembali Pris kasar itu menggenjot vagina Viona, Viona tidak tahan dengan serangan rasa sensitif itu ditambah payudaranya daritadi dimainin terus ama 2 pria lain.
“mantapp!!! gwa keluarrrrr!!!!!! woghh!! *Crooootttt Croottttttttttttt*”, Pria kasar 2.
Kali ini spermanya amat banyak, bibir vagina Viona kali ini sudah terkubur oleh limpahan sperma yang barusan, bercampur yang tadi.
“uh…”, Viona tidak mengeluh lagi, percuma juga dia memohon.
“Okkk giliran gua”, Pria kasar 3 beraksi.
Pria ke 3 ini langsung menggenjot vagina Viona tanpa ampun. Dia menghentakkan penis dengan kuat ke dalam vagina Viona.
“ahhh…oohh…cu..kup…”, Viona sambil mengalirkan air mata.
Namun air mata cewek yang dikatakan senjata ampuh bagi pria ini pun percuma. Dia tetap memompa vaginanya tanpa ampun..dan 2 pria yang lain sampai menjilati payudara Viona.
Tak lama lagi, Viona kembali lagi di hajar orgasme paksaan yang ketiga kalinya.
“ngg……oohhhhhh…….”, desahan pelan Viona saat orgasme paksaannya yang ke 3 kali.
“tidak ada waktu istirahat!”, Pria kasar 3.
kembali dia memompa, dengan hebat vaginannya.
Paha Viona hingga gemetaran menahan serangan orgasme berikut.
Dia ingin mengontrol sendiri supaya tidak sampai multi orgasme.
Tapi percuma juga, dengan serangan dari vagina dan payudara oleh 2 pria lain, sulit untuk dikontrol.
Kali ini Viona terpaksa orgasme lagi, dan kali ini multi orgasme.
Bagian vagina Viona sampai gemetaran, kedua pahanya ingin dirapatkan tapi tidak bisa karena terkunci. Pria yang ketiga ini juga sudah capai limitnya.
“WOoghhhh!!! keluarrrr!! terima hadiahkuu non!!! ohh!! *crooooootttttttttt*”, kembali liang vagina Viona di penuhin oleh sperma yang pekat dan tebal.
Kemudian tiba *Phoommmmm* suara pintu besi itu terbuka lagi. Dan masuk segerombolan pria kasar seperti mereka juga, ada 3 pria tampak kasar muncul. Mereka semua jalan mendekati Viona yang sudah babak belur ini, dan menatap tubuhnya.
“jangan…..jangan…aku mohon……”, Viona menjadi takut oleh kedatangan gerombolan pria itu.
“Hey!, kalian bertiga! Kurang ajar! tadi dah bilang, sekarang belum waktunya untuk gagahin nih nona!”, Pria Kasar 4.
“maaf… maaf, kami benaran tidak tahan lagii boss..”, pria kasar 1.
“buset dah, memeknya sampe berantakan gitu. beri obat pil anti hamil dulu”, pria kasar 4.
“Black bilang kita semua boleh gagahin nih nona..tapi…kalian juga tau diri, ini gratisan”, Pria kasar 4.
“om..aku..aku ini dimana??”, tanya Viona kepada pria kasar 4, sambil menutup selangkangan dan payudaranya.
“lebih kamu tidak usah tau, kita akan menyimpanmu di sini sementara, Hey! lepasin rantainya terus beri istirahat!”, Pria kasar 4.
Setidaknya Viona sekarang tidak takut lagi karena segerombolan pria itu masuk bukan untuk menambahkan deritanya. Sekarang rantai pada tangan dan kaki sudah bebas dari Viona, dan meminum pil anti hamil yang di siapin mereka. Viona menoleh ke luar pintu, tampak terang, dia ada pikiran untuk kabur dari sini, tapi dia takut dikejar dan ditahan oleh mereka 11 pria kasar sekarang.
Dan mungkin akan lebih parah nasibnya jika gagal.
Tapi dia sudah memilih, akhirnya dia memilih untuk kabur, dengan cepat Viona langsung keluar dari pintu ruang kontainer itu. Tetapi ke 11 pria kasar itu tidak mengejarnya..
“sudahku bilang..jangan kabur..masih saja kabur…”, Pria kasar 4 berkata pelan.
Tapi pilihan Viona untuk kabur juga sia-sia..ternyata saat keluar dari pintu kontainer, yang dilihat Viona adalah tempat ini seperti pula kecil. Sekitar nya adalah lautan, dan jelas pulau ini pasti terpencil, tidak ada perumahan, tidak penghuni normal. Di luar juga ada segerombolan buruh yang melihat ke Viona yang telanjang bugil.
“Non! tidak usah kabur deh! gak ada jalan lagi!”, teriak gerombolan pria itu dari jauh dan jalan mendekati Viona, ada 6 orang.
Viona putus asah dan langsung pantatnya terjatuh letih ke tanah tersebut, dan terduduk diam di situ tanpa sehelai pakaian pun. 6 Pria dari rumah kontainer keluar dan menghampiri Viona, kini dia di kepung 12 pria kasar buruh.
“sudah aku bilang jgn kabur, masih saja kabur, tidak ada gunanya, kamu teriak, mau gimana kek gak guna semuanya”, bentak Pria kasar 1.
“percuma non, GPS dan koneksi telepon tida berfungsi juga disni non”, Pria kasar 4.
“kita semua akan seks dengan kamu, siapa tidak mau, kalau ada 200 pria di sini sekarang, 200 juga bilang mau”, Pria kasar 3.
“tapi tenang kok non, cuman 12 orang aja disini, hehe”, lanjut Pria Kasar 2.
“dan jangan sembarang lari di luar non, kalau ada bajak laut lewat nampak non, kamu bakal di perkosa sampai mati!”, Pria kasar 1.
“ok, untuk sementara nih kita kurung dulu di ruangan tadi, biarin istirahat dulu.”, Pria kasar 4.
“ehh baju..baju si non mana??”, Pria kasar 4.
“udah kami robekin tadi bos..”, Pris kasar 1.
“Bodoh!, tanpa pakaian dia akan kedinginan, besok beliin!!”, bentak Pria kasar 4.
Hari pun mulai gelap. Beberapa dari mereka mengangkat tubuh Viona dari tanah itu dan memasukkan kembali ke ruangan tadi, tidak ada sedikitpun lawanan dari Viona. Kali ini Viona tangan dan kakinya tidak di rantai lagi, dia di masukkan ke sebuah kandang besi, dan lantainya di alas kasur busa yang sudah tua dan dan menguning. Kandang besi itu cukup luas untuk tidur, di dalam ada sebuah bantal yang tampak lama.
“dah masuk sana” salah satu dari mereka mendorong Viona masuk ke kandang besi itu.
Viona terjatuh dan terduduk ke dalam kandang besi itu, sisa-sisa sperma dan cairan pada vagina Viona yang belum kering mengotori dan membasahi sedikit kasur yang sudah tua itu.
“kalian bertiga, jaga ruangan yang ini, yang lain balik ke tempat masing-masing”, Perintah Pria kasar 4.
“SIAP BOS!”
“kalau si non minta ke toilet, atau ada keperluan apa bukain pintu dan barengin”, Pria kasar 4 “dan biarkan istirahat dulu sekarang.”, lanjutnya
Dan ada yang menaru beberapa makanan dan minuman di dalam kandang besi itu, kemudian di tutup dan digembok. Tapi pikir Viona mending begini saja, daripada tertangkap oleh bajak laut, dia tidak bakal selamat lagi. Dia pikir ini mungkin penculikan, mungkin ada yang mau mendapat uang dari ayahnya dengan ancaman begini. Sebagai cewek gadis pintar, dia berpikir lebih baik nurutin saja perintah mereka, hingga mereka mendapat tebusan yang dinginkan. Pikirnya lebih baik tidur saja dulu…air matanya masih mengalir, namun pemikirannya tetap tegar terhadap apapun yang di hadapin.
Untuk sebagai seorang gadis yang begtu mudah mengalami hal seperti ini, dan masih bersikap positif, ini membuat Viona adalah gadis yang ama kuat. Tetapi Viona sendiri masih tidak tahu bahwa yang membuat nasibnya seperti gini adalah gara-gara perbuatan ayahnya dulu. Dan sekarang orang yang dikhianati ayahnya sedang membalas dendam dengan ganas. Dendam yang sudah pendam bertahun-tahun. Tak lama setelah itu Viona tertidur tanpa busana apapun, ke 3 Pria kasar yang sedang menjaga ruangan itu tentu merasa amat bahagia dan beruntung. dan setelah itu, dia menunggu nasib yang akan dia hadapin selanjutnya dengan mental kuat. Setelah Beberapa jam, kini waktu ada di arah jam 7 p.m.
“Bangun!”, teriak suara laki-laki dengan kasar.
Viona perlahan terbangun. Saat matanya perlahan sudah terbuka dia melihat ada 6 pria kasar tadi di depannya. Salah satu dari mereka langsung membuka pintu kandang besi itu, dan yang lain menggapai lengan Viona dan menariknya keluar dari kandang itu. Viona langsung di lempar ke ranjang yang ada di ruangan itu, kasur yang kotor dan menguning itu. Dan tubuhnya sudah tersaji polos, karena sama sekali belum punya pakaian.
“malam ini giliran kita berenam bersenang-senang denganmu non, besok kamu baru layanin yang lain”, Pria Kasar 4.
Di situ berenam ada, Sul si bos(Pria kasar 4, 45thn), Budi si gendut berjenggot putih(40thn), Anton si tinggi kurus(35thn), Dedi(38thn), Wanto(28thn) yang tubuhnya berotot, dan Rio(25thn) yang paling muda. Hanya Rio yang tampak seperti anak muda 20thn, sedangkan yang lain tampak tua setidaknya sudah umur 38-40an thn.
“bermimpi pun tidak bakal bisa mendapat nona seksi seperti begini! hahaha!”, Sul.
“betul bos, ini lebih dari mimpi, dan bisa buat kita semua!”, Budi.
Berenam itu langsung mendekati Viona yang sudah terlentang di atas ranjang, dan melepaskan pakaian mereka dengan buru-buru. Setelah itu payudara Viona langsung di remasi oleh 2 Pria, Sul menjilat vaginanya, dan yang 3 lainnya dengan tangan bergerilya di sekujur tubuhnya. Sambil bersorak mereka bersenang-senang dengan tubuh Viona. Viona tidak melawan dan membiarkan mereka lakukan apa saja, toh sudah tidak ada gunanya melawan. Malahan bahaya jika membuat mereka sampai marah, pikir Viona. Ini adalah pengalaman pertama buat Viona, karena biasanya, dia memilih pasangan seks nya dengan ada batasan dan kriteria. Dulunya dia hanya seks dengan cowok-cowok ganteng, muda, bersih, dan sopan. Sedangkan yang kali ini dia harus seks dengan pria-pria jelek, busuk, muka hancuran, dan buruh-buruh, dengan rasa pasrah. Kini Vagina itu sudah basah dan licin oleh ludah Sul. Sul menyuruh yang lain nuggu giliran, dan mereka pun menghentikan kerjaan tangan-tangan jahil mereka. Kini tinggal Sul dan Viona di atas ranjang. Sul memiliki penis yang panjang 30cm, dan diameter cukup besar. Pelan-pelan penis itu tegang dan sudah menjadi tongkat.
Mata Viona langsung melebar saat melihat ukuran penis raksasa itu.
“nih non, pernah lihat yang sebesar ini gak, ini asli non, tidak pakai sulapan.”, kata Sul sambil menepuk-nepukkan penis itu ke wajah Viona.
“ayo jawab kalau bos nanya!”, Anton.
“ngga..belum pernah..”, Viona menjawab dengan pelan.
“sekarang jilatin, terus kamu kulum sampai basah”, Sul.
Viona langsung menjilat penis itu beberapa detik, kemudian dia mulai mengulumnya dengan mulutnya. Dia mengalami kesulitan dan penis tersebut hanya masuk setengah.
“yah, bukan begitu non caranya.”, Sul.
Sul agak kesal dan langsung menghentakkan penis itu maju dengan laju, kemudian Sul menggunakan tangannya menahan kepala Viona supaya penisnnya tidak lepas dari mulutnya.Kini penis raksasa itu hampir habis di telan Viona, baunya amat tidak sedap.
“emmmm!!! emmmm!!”, Viona tak tahan dengan hal tersebut.
Dia jelas tersedak cukup mampus, air matanya mengalir dan hidungnya menjadi merah.
Sul menahan posisi itu selama 5 detik kemudian dia melepasnya.
“emmm!!! uhuk!!! uhuk!!! hahh..hah..” Viona terbatuk-batuk dan banyak ludah mengalir keluar dari mulut Viona, yang lain tertawa-tawa melihat Viona yang sedang batuk, penis Sul juga sudah basah oleh ludah Viona.
“hoookkksss!! Puitttss” Sul meludahi vagina Viona dengan ludahnya cukup tebal yang di buang dari mulutnya.
“butuh sedikit pelicin lagi, biar gampang masuk ya non”, Sul.
“Ayoo Boss Hajar Boss!” “Hantam Boss!!” “bantai! habisin boss!!” berbagai sorakan dari yang lain menyorakin Sul.
Kemudian Sul memberikan pill anti hamil dan segelas air ke Viona.
“nih obat anti hamil, kamu tak mau hamil kan?”, Sul.
Viona langsung mengkonsumsi obat tersebut. Setelah itu Sul dengan tanpa ampun langsung mengpenetrasi laing vagina Viona. Karena Viona bukanlah perawan lagi, dia tidak akan pelan-pelan memasukinya.
“OOhhhh! Mantap sempit juga non!”, Sul.
“nngggggg…..oohhh…”, desah Viona.
Penis itu masih tertanam 20cm dan masih 10cm lagi belum tertanam. Sul mendorong penisnya ke dalam dengan kuat, sehingga kini sudah tertanam penuh.
“rasain yang gede non”, Sul.
Mata Viona terbuka lebar dan menoleh ke atas menahan penis raksasa itu. Tidak bisa menahan, Viona mengeluarkan desahan nakal.
“aaAaahhhhh….Aduhh….aaaahh..”, Viona.
Penis itu cukup panjang untuk hingga mencapai G-Spot Viona, dan G-spot itu sangat sensitif.
Sul terus memompa dengan laju. Dan tidak lama, Viona sudah capai orgasme. Dan yang lain bersorak ria.
“OOOhhhhhhhh….”, Viona.
“mantap kan non?”, Sul.
Kini Sul merubah posisi tubuh Viona menjadi menungging, doggystyle. Dari belakang Sul memompa vagina itu. Kembali vagina Viona terisi penuh dengan penis berukuran besar itu.
“aahh!! ahhh!! ! ahhhh!”, Viona.
“ya, begitu non, teriak, biar lebih enak”, SUl.
Sul menambah kecepatannya sambil mendesah, bertanda kalau dia sudah mau keluar. Tetapi hal itu membuat Viona orgasme duluan. kali ini Viona memuncratkan air vaginanya.
“nngg..Ngahhhhhh!!”, Viona.
“giliranku! AAAkkhhhh!! Keluarrr!!”, Sul.
*crrrottttttttt crooott* Sul menyemburkan sperma pekat di dalam vagina Viona, banyak dari sperma itu mengalir keluar dari vagina Viona.
“neh, masih ada bersihin kontol gwa, di telan ya!”, Sul.
Viona membersihkan sisa sperma di penis pria itu. Dan sekali lagi Sul menghentakan penis itu dengan kasar ke mulut Viona. Hal itu membuat dia sekali lagi terbatu-batuk, dan yang lain menertawakannya.
Viona merebahkan dirinya di ranjang itu, menunggu yang lain bergilir.
Setelah selesai Sul berpakian dan langsung keluar dari ruangan itu. Tangannya memberi kode kepada sisa 5 pria di ruang itu bahwa selanjutnya giliran mereka. si Budi langsung mengambil giliran selanjutnya, yang lain tidak rebut-rebutan, karena tau kalau semua bakal dapat giliran juga. Budi sudah tidak sabar dia langsung menancapkan penis nya ke dalam vagina Viona.
“wahh enakk! pertama aku ngehek dgn amoy cantik begini!”, Budi.
“ngg….ohh…”, Viona.
Saat Budi sedang sibuk menggengjot Viona pintu besi ruang itu terbuka *Phommmm* Masuklah 6 Pria kasar lainnya, dan kini ruangan itu ada 11 orang, tanpa Sul. Viona takut dengan kedatangan mereka.
“ooh..aku mohon jangan…kaliann besok saja…aku tak akan sanggup…”, Viona.
“tenang aja non, kita bereenam emang besok kok, tadi siang kan kami bertiga udah beri non peju, masa lupa?”, Pria kasar 1.
“iya non, hehe. Bos Sul bilang kita boleh kemari tapi cuman nonton doank!”, Pria kasar 2.
“iya iya, lanjutin tuh non bersenang-senangnya, gak sah hiraukan kami, hehehe”, Pria kasar 3.
Pria-pria itu semua tertawa-tawa. Tapi setidaknnya Viona merasa lega, karena calon pemerkosaannya tidak bertambah setidaknya untuk malam ini. Keenam pria yang barusan masuk, tidak akan menodainya malam ini, tapi hanya menonton, mereka duduk di pojok ruangan itu, dan mereka tidak melepaskan pakaian. Ruangan itu menambah pengap, dan bau yang berat, dan sorakan juga bertambah lebih heboh dan keras. Karena udaranya yang sudah terlalu pengap mereka harus membiarkan pintu besi itu terbuka, biar udara dan angin lebih mudah masuk. Kembali Viona digenjot oleh Budi, dan di tonton oleh segerombolan pria lainnya. Viona sekarang bertambah malu di hadapan ramai, dia berusaha menahan suara desahan nakalnya.
“mmm….nggg….”, Viona.
Tetapi Budi langsung mempercepat pompaannya, dan membuat Viona lebih derita.
“nngg….Ngahhh…ahhhhh”, Viona.
“nah gitu donk Moy, keluarin suara nakalmu itu, hahaha.”, Budi.
Tapi Budi juga tidak kuat nahan lagi, dia menancap lebih dalam lagi ke liang vagina itu dan akhirnya ejakulasi juga. Kali ini Viona tidak mengalami orgasme.
“OOghhhh!! Asiykkkk!! *Croooootttt*”, Budi menyemprotin liang vagina Viona dengan spermanya.
“uhh….”, Viona.
Budi menyemprotin di dalam banget, sehingga yang mengalir keluar hanya sedikit. Setelah itu Budi langsung mendekatkan penisnya ke mulut Viona, Viona otomatis langsung membersihkan penis itu sendiri.
“nah, gitu baru gadis pintar”, Budi sambil mengusap-usap kepala Viona.
Pria-pria lain tidak henti tertawa dan bersorak-sorak. Budi keluar dari posisi, dan dia duduk merebahkan diri di pojok ruangan bersama yang lainnya. Anton langsung naik ke ranjang dan siap memperkosa Viona. Anton ini orangnya tinggi, tapi kurus, dia memiliki penis yang panjang 30cm, tapi berdiameter tidak besar. Anton merebahkan tubuhnya di ranjang, dan menyuruh Viona untuk menunggang penisnya yang panjang.
“ayoo non, nunggang kontol gua, dah ga sabar lagi nih”, perintah Anton sambil menepuk-nepuk selangkangannya sendiri.
Viona bangkit dari rebahannya dan merangkak ke Anton, dan dia menggapai penis panjang itu dan memasukannnya ke liang vaginanya, kini posisi mereka adalah Woman On Top. Viona menggapai penis panjang 30cm itu dan memasukinya ke liang vaginanya sendiri, sedangkan Anton santai-santai saja merebah.
“ooh…”, desah Viona saat penis itu sudah tertanam 15cm.
Dalam posisi Woman On Top ini, tubuh bugil Viona berhadap ke dinding sehingga ke 10 penonton lainnya hanya melihat tubuh bagian belakangnya saja. Dan jelas mereka tidak puas dengan itu.
“tarik Ton, biar wajahnya berhadap ke kita semua” “iya! Non gak sah pake malu-malu lagi deh” Sorakan pria-pria lain.
Mendengat kata-kata mereka, Anton memutarkan tubuh Viona sedangkan vaginanya masih penuh menelan penis panjangnya. Viona otomatis ikutin saja arahnya dan memutarkan tubuhnya, dan sekarang dengan posisi woman on top dia sudah menghadap ke penonton ramai itu. Langsung Viona mendapat sorakan, ejekan, dan tawaan dari semua.
“lahh, belum masuk semua non, gimana nih?”, Anton.
“cukup om..punya om panjang…”, Viona.
“Ahh sudah jangan banyak cingkonek!”, Anton.
Anton menarik pinggang Viona kebawah sehingga penis akhirnya itu tertanam penuh. Dan Anton langsung mulai memompa vaginanya, dengan panjang penis itu jelas langsung mengenai G-Spot Viona sedangkan kedua payudara Viona ikut bergoyang naik turun.
“aaaaAAAhhh..ngggg…AAAa”, Viona.
“enak kan non, heheh”, Anton.
tak lama lagi, Viona sudah tenggelam dalam rasa orgasme.
“oooohhhhhh…..”, Viona menjerit
Tubuhnya mengejang dan kepalanya terhadap ke atas, bagian pahanya dan selangkangannya bergetar hebat. Sekujur tubuh Viona sudah keringat basah, hingga kulitnya tampak kilat oleh keringatnya, dan ada butir keringat dan payudaranya terlihat basah oleh keringatnya sendiri.
Viona sebelumnya jarang amat keringat, walaupun saat pesta gangbang terakhir pun dia tidak keringat.
tapi karena ruang ini tidak ber-AC dan amat pengap, jadi tidak bisa ditahan. Anton langsung siap untuk serangan keduanya, dia tidak beri istirahat kepada Viona yang belum hilang orgasmenya.
Anton menyuruh Dedi dan Wanto yang berdiri dekat menekan bahunya supaya penis itu di paksakan lebih kedalam lagi ke liang vagina Viona. Dan Rio dan Budi menahan kedua paha Viona. Sedangkan Anton menahan pinggangnya. Sekarang penis Anton tidak akan kemana-mana lagi, Viona sudah terkunci oleh genggaman mereka berlima. Dedi dan Wanto mengambil kesempatan ini meremasi kedua payudaranya dengan keras.
“OOhhh….Amm..punnnn..nnngga…aaah”, Viona tidak tahan dengan perasaan tersebut.
Anton langsung memompa vagina itu dengan cepat dari bawah. Tubuh Viona tampak melompat-lompat, namun tubuhnya di kunci sehingga tidak bisa gerak banyak. Dalam hitungan 20 detik, Viona sudah mengalami multi orgasme. Tapi Anton dan lainnya tidk melepaskannya, penis itu tetap memompa vagina itu tiada henti. Karena Anton sudah tak sabar mau semburkan spermanya di vagina itu.
“OOhhh!! AAAHH!! AMM..PUnnnN!! AAhhhh!”, teriak Viona.
Viona tak tahan juga untuk yang kali ini, dia langsung mengalami multi orgasme sekali lagi.
“HHHnnggghhh!!!! mantappppppp!!!! *Croooootttttttttt*”, akhirnya Anton ejakulasi juga.
Liang vagina Viona kembali dipenuhi oleh sperma. Viona langsung terkulai ke belakang dan terjatuh ke ranjang. Anton mencabut penisnya dan langsaung memasuki penis itu ke mulut Viona yang sedang rebahan di ranjang. Viona membersihkan penis itu. Sperma banyak ngalir keluar dari vaginanya dan ada yang berbentuk balon dan pecah seperti sabun. Melihat Anton keluar dari posisi, Dedi langsung mengambil posisi di depan Viona. Yang lain menjauh dan membiarkan Dedi dan Viona di ranjang berdua.
“Ayo non, belum waktunya istirahat!”, Dedi.
Dedi langsung memompa vagina Viona seperti yang lain, dengan cepat dan tanpa ampun. Viona sudah sangat sensitif, daritadi sudah diserang orgasme dan multi orgasme. Kekuatannya untuk menangkis rasa demi rasa di vaginanya sudah tidak ada lagi. Sebentar saja Viona kembali diterpa orgasme.
“ooohh……”, Viona.
Dedi mengangkat tubuh Viona hingga membuatnya menungging dengan gaya doggy. Penis itu langsung menerkamnya dari belakang. Tak lama dalam posisi itu, Dedi sudah capai batasnya juga.
Dia menghentakkan penisnya tertanam penuh ke dalam vagina Viona dan menyemburkan sperma hangatnya di dalam.
*OOGhhhhhh!! aSikkkkkkk!! *Crooooootttttt*”, Dedi.
Viona kembali terjatuh lagi, dan rebah di ranjang itu. Dia langsung membersihkan penis Dedi yang sudah di sodorkan ke mulutnya dengan kulumannya. Setelah itu Dedi langsung keluar dari posisi dan duduk ikut yang lain menonton. Wanto dan Rio langsung naik ke ranjang berduaan, sekarang di ranjang ada Viona, Wanto, dan Rio. Viona menggelengkan kepalanya sambil berkata, “ammmpun..bang….beri aku istirahat dulu….”
Namun percuma saja, Wanto langsung menarik ke dua lengannya, dan Rio mengangkat pinggang Viona hingga menunggang penis Wanto. *cepp* penis itu langsung tertanam penuh di dalam liang vagina Viona. Wanto langsung mulai memompa dari arah bawa, membuat tubuh Viona yang sedang menunggang penis itu ikut naik turun. Rio menarik kepala Viona ke arah kanan, dan Rio memasukkan penisnya ke dalam mulut Viona.
“osshh yess..mantapp..gadis pintar..”, Rio sambil mengusap-usap kepala Viona.
Payudaranya tidak bebas dari genggaman Wanto yang sekalian sedang menggenjotnya.Tak lama Wanto sudah tidak tahan lagi dan sudah capai tingkat ejakulasi.
“OOOhhhhhggg! *crooooottttt*”, Wanto.
Vaginanya kembali disiram dengan sperma pekat dan banyak itu. Wanto langsung mendorong tubuh Viona keluar dari posisi Woman On Top dan kini Viona berlutut. Setelah membersihkan penis Wanto. Rio dari belakang langsung mendorong tubuh bagian atas Viona menunduk hingga menjadi posisi nungging. Dari belakang Rio memompa dengan cepat, sambil menampar-nampar pelan pantat Viona *pok pok pok pok* Penonton tertawa semua. Rio menghentikan genjotannya dan memerintah Viona untuk memaju-mundurkan pantatnya sendiri. Viona tanpa lawan langsung nurutin saja, dia langsung memaju-mundurkan pinggulnya, dan sekarang dia yang sedang menunggangi penis Rio.
“uhhh….oh…”, Viona.
“iya begitu, gadis pintar memang selalu menurut hehe”, Rio.
Yang lain menyorakin Rio sok-sok jadi guru seks saja dan mengejek Viona.
“di percepat dong non! *pok pok*”, Rio sambil menepuk pantat Viona.
Viona mempercepat gerakannya. Viona semakin di sorakin gerombolan pria itu. Saat itu dari luar Sul si Boss yang daritadi keluar dari ruangan itu sekarang datang ikut nonton. Dia tertawa heran melihat Viona sendiri yang memompa vaginanya ke penis Rio.
Sambil bercanda, “Wah wah..Rio kamu pakai sulap atau ilmu gelap apah? sekarang loe yang dientotin amoy yang cakep begini loh!”, Sul
“hahah Boss, gua kan guru seksnya amoy ini!, Rio.
“ehhhh, kurang ajar loe ya, berani selangkah lebih maju dari Bos mu! hahah!”,Sul
Kembali mereka semua tertawa, kecuali Viona yang sedang mengalami rasa malu tingkat super. Tak lama kemudian Viona mencapai tingkat orgasme lagi, kepalanya tertempel ke ranjang, sedangkan pantatnya masih menungging
“oohhhhh….nngg…ahhhhh…” Viona.
“pintar, enak kan non? sekarang giliran gwa yang beri pertmax plus buat loe, sebagai hadiah!”, Rio.
Rio langsung memompa tanpa ampun dari belakang, karena sudah mau keluar juga.
“ehhhh…ahhhh….aaahh!!”, Viona.
“Woghhhh!!! gua keluarrr!! nehh rasainn!!!! *croooootttttt creeetttt*”, Rio
Viona langsung membersihkan penis yang sudah disodorkan Rio. Kini kondisi Viona amat tampak buruk, vaginanya penuh dengan sperma lengket dan ada yang masih mengalir keluar. Di dalam vagina Viona, totalnya sudah ada sperma campuran 6 pria campuran. Mulutnya juga lengket dan mengilat akibat campuran sperma dan ludahnya sendiri. Viona sudah amat kecapekan, dia langsung terlentang tubuhnya ke ranjang itu, dan tidak bergerak sedikitpun selain bernafas. Sebelumnya Viona tidak pernah terasa capek begini, dia bisa saja disebut ratu gangbang tapi kali ini dia sama sekali tidak percaya diri disituasi seperti gini, dan sekali lagi ini adalah pemerkosaan. Viona sama sekali tidak siap dengan situasi seperti gini. Viona dibiarkan tiduran di ranjang beberapa menit. Tak lama kemudian, 6 pria tadi yang masih berpakain, mereka melepaskan celana dan celana dalam mereka dan sekarang ada 12 batang penis di depan Viona. Viona langsung menoleh ke arah mereka dan amat takut kalau mereka semua akan memperkosanya lagi. Air matanya mengalir namun tidak ada suara isak tangisnya. Mereka semua kumpul berdekatan dengan Viona yang di atas ranjang, dan 12 pria itu masturbasi dengan tangan mereka sendiri. 1 menit kemudian
“woooghh!!! oghhh!!!” “aarghhh!!”
12 pria itu akhirnya capai limit mereka dengan masturbasi, dan mereka menyemprot sperma itu ke Viona.
Rambut, wajah, perut, paha, sekujur tubuh Viona di penuhin dengan sperma-sperma 12 pria itu. Ini juga menjadi penglaman barunya, yaitu bukkake. Viona terpaksa menutup matanya karena takut sperma yang mengalir terkena matanya. Tiba-tiba dari arah pintu, masuk seorang pria tangguh bersama 7 pria lain di belakangnya.
“bagaimana pestanya guys?”, suara yang tak asing lagi bagi para semua pria di situ, dia adalah Black.
“wahh..Blackie, kita baru selesai, nih anak-anak juga pada ikut nonton, Blakie telat datang deh”, Sul, sambil memakai pakaiannya dan yang lain juga ikut mengenakan pakian mereka kembali.
Kini ruangan itu penuh dengan 20 pria. Tadinya ada 12, dan Black muncul bersama 7 pengikutnya, jadi menjadi 20. Mereka langsung menyiapkan sebuah kursi untuk black dan diletakkan di dekat ranjang yang masih di rebah Viona, dan Black duduk di situ. Sekarang Viona yang sudah babak belur, tubuhnya penuh dengan sperma yang mulai mengering, di kelilingi sebanyak 20 Pria.
“wahh, Black, sudah banyak anak disini, kamu bawa 8 anak lagi, nih non mainnya kuat lagi?”, Sul.
“aku bawa anak-anak kemari bukan untuk berpesta, tapi kami baru bawa barang-barang untuk kebutuhan nona ini”, Black.
“ok Black, barang nya masih di atas kapal ya Black?”, Sul.
“betul, suruh mereka turunin, dan bawa perlengkapan mandi untuk nona ini”, Black.
“ok!, kalian dengar kata Black!, ayo kerja kerja, turunin muatan kapal sekarang”, Sul.
Para pria langsung keluar dari ruangan itu, dan ruangan itu cuma tinggal Viona, Black yang sedang duduk, dan Sul saja. sambil duduk Black melihat sekitar ruangan ini dan melihat sekujur tubuh Viona.
“bagaimana nona? lebih heboh dari pesta terahirmu kah?”, Black.
Viona kembali heran, kenapa mereka bisa tahu tentang pesta di villa.
“kalian…sebenarnya siapa, kok tau tentang pesta di villa??”, Viona.
“lebih baik kamu tidak usah tau”, Black.
“jadi..jadi apa mau kalian sebenarnya..?”, Viona.
“bila sudah saatnya kamu sudah tahu sendiri”, Black.
Kemudian Black menoleh ke ranjang tempat Viona berbaring yang sudah menguning, dan sekarang penuh dengan sperma, keringat, semakin bertambah parah.
“ranjang ini, suruh orang diganti baru saja”, Black.
“ok Blackie!”, Sul
“kalian mau berpesta dengan nona ini boleh, tapi diluar situ, jangan di apa-apain, dia juga manusia, jadi perlakukan dengan layak”, Black.
“aku tau maksudmu Black, kamu memang yang paling baik hati diantara kami semua”, Sul.
Black berdiri dari kursi itu dan berkata, “not bad, sul, not bad”.
Sul tersenyum senang.
Black menatap Viona dan berkata, “besok kita akan bertemu lagi nona, bila kamu ad pertanyaan, aku akan menjawab yang bisa aku jawab saja”.
Kemudian Black keluar dari ruangan itu, dan Sul mengikutinya. Sul berteriak menyuruh 3 anak buahnya datang kemari dan suruh bawa Viona ke kamar mandi. Viona yang masih bugil dibimbing 3 pria itu menuju kamar mandi.
Saat di luar, Black dan Sul berbicara sambil berjalan.
“jadi, sampai kapan gadis itu akan kami simpan Blackie?”, Sul.
“sampai dendamku terbalas Sul”, Black.
“aku percaya dendammu akan terbalas Blackie, jgn lupa kalau butuh bantuan, aku selalu siap”, Sul.
“ini dendam personalku Sul, aku merasa egois sampai menarikmu ke dalam hal ini”, Black.
“Ahh apaan kamu Black, kita sudah bagaikan saudara! lagipula apa ruginya juga Black, karena rencanamu kita bisa gagahin gadis itu kapan saja”, Sul.
“Selama ini kamu sudah membantuku banyak, mulai dari saat aku di penjara, keluar dari penjara, terima kasih Sul”, Sul.
“ahh sudah sudah, kita impas saja lah, kamu bisa balas dendammu, dan kami bisa gagahin putri dari Ayah kurang ajar itu, hehe.”, Sul.
Setelah itu Black masuk ke dalam ruangan kontainer lainnya, dan dia bermalam disitu. Sul juga masuk ke rumah kontainernya sendiri. Pria-pria yang lain sudah selesai menurukan semua barang dari kapal itu. Budi, Anton, Dedi, Wanto, Rio, dan 7 pria yang datang bersama Black naik ke kapal tersebut dan berlayar meninggalkan pulau terasing ini. Di pulau sekarang sisa Black, Sul, 5 Pria lainnya, dan Viona. Sementara itu Viona sudah tiba di kamar mandi yang tidak jauh, kamar mandi cukup luas untuk mandi. Walau kamar mandi ini tampak sudah di bersihkan, tetapi masih tampak agak tua, dan ada celah kecil sehingga ada tiupan angin masuk. Di dalam sudah tersedia air bersih seember 120 liter. Dan kamar mandi itu sudah lengkap dengan pasta gigi, gosok gigi, shaver, shaving gel, deoderant, handuk tebal, dan barang-barang perawat kulit lainnya. Viona membersihkan semua noda yang ada di tubuhnya dan di dalam liang vaginanya sampai bersih. Setelah selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi itu, Viona yang masih belum punya pakaian, dia membalut tubuhnya dengan handuk tebal tersebut. Kembali dia dibimbing 3 anak buah Sul tadi, kembali ke ruangan dimana dia di gangbang. Sesampai di ruangan itu 3 pria itu langsung keluar dari ruangan tersebut. Salah satu dari mereka mengatakan,
“non, kalau ada keperluan tekan tombol berlogo lonceng ini ya, kami akan langsung kemari”
Tombol tersebut dekat dengan pintu masuk ruangan ini kemudian pria itu menutup pintu itu dan mengunci pintu itu dari luar.
Ruangan itu sudah tampak beda, kandang besi yang dia dikurung tadi siang sudah tidak ada lagi. Tempat tidurnya juga sudah diganti yang baru, dan tidak adalagi rantai-rantai atau besi-besian di ruang itu. Ada bantal, guling selimut, semuanya bersih dan baru. Lantai dan dindingnya sudah tampak lebih cerah. Ventilasinya diganti yang baru, dan diruangan itu dipasang kipas angin electric yang bisa menghembuskan udara dingin. Di atas ranjang baru itu ada di taruk beberapa kaos tanpa lengan, t-shirt, rok mini, sexy-pants, dan juga ada celana atau rok biasa simple. Selain itu juga ada bra dan celana dalam. Ruangan itu juga terdapat meja sedang dilengkapi cermin untuk ngaca, make-up powder, dan banyak perlengkapan pengawet dan pengharum kulit lainnya. Hair dryer, penjepit hair bonding, dan penjepit keriting juga ada. Perlengkapan perawat kuku, pokoknya sudah cukup lengkap dan bagus untuk seorang yang di culik. Semua ini adalah aturan Black, bagaimanapun saat Viona kecil, Sul juga pernah menggendongnya, dan dulu dia menyayanginya. Jadi setidaknya selain di gangbang, dia mau diluar situ dia diperlakukan layak seperti manusia. Setelah selesai berpakaian Viona langsung naik ke ranjang itu dan mulai tidur. Dia menanti keesokan harinya untuk bertemu dengan Black, karena dia juga ada pertanyaan dengan dia.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,