Full Cream Bath
Full Cream Bath
CERITA SEX GAY,,,,,,
Sore itu, sepulang dari kampus, Adrian betul-betul kelelahan. Setiba di tempat kosnya, dia langsung ke kamarnya mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi! Sudah sejak di kampus, dia merasa kepalanya gatal, dan baru dia sadar bahwa sudah saatnya dia keramas. Tapi ketika tiba di kamar mandi, setelah ia membuka seluruh pakaiannya, dia menemukan bahwa shampoonya habis! “Ah, sial!!” umpatnya di dalam hati.
Akhirnya dia hanya siraman di kamar mandi itu tanpa keramas. Setelah itu dengan hanya memakai handuk ia keluar dari kamar mandi.
Sekeluar dari kamar mandi, matanya tertuju ke arah meja telepon dan di sana ia menemukan sebuah selebaran tentang salon dekat tempat kosnya yang baru saja dibuka. Di selebaran itu dituliskan bahwa ada diskon 20% selama seminggu dan salon itu dibuka dari jam 9 pagi sampai 7 malam. Adrian langsung melihat ke jam dinding di tempat kosnya itu. “Wah, sudah jam 7 kurang limabelas!! Apa salon itu masih mau terima saya ya??” pikirnya.
Akhirnya tanpa pikir panjang, dia langsung mengenakan celana jeansnya (tanpa underwear) dan memakai kemeja dari bahan kaos warna hijau yang ketat melekat di tubuhnya, sehingga menonjolkan garis lekukan otot-otot di bagian dadanya. Tidak lebih dari 5 menit, Adrian sudah tiba di salon itu.
Salon itu tampak rapih dan penataan ruangnya begitu baik. Hanya saja pintu rolling doornya sudah ditutup separuh. Adrian masuk ke dalamnya dan salon itu tampak sepi, hanya ada 1 orang pria di dalamnya. Rupanya dia adalah Joni, pemilik salon itu. Adrian bertanya,”Saya mau creambath, apa masih bisa??” Jawab orang itu,”Oh…masih bisa!!” sambil ia memandang tubuh Adrian yang tampak begitu menarik!
Lalu ia mulai mencuci rambut Adrian. Adrian bertanya kepada Joni,” Lho, apa kerja sendirian di salon ini?” Joni menjawab,” Enggak…hanya saja karyawannya sudah pulang semua! Sebenarnya sih udah mau tutup, tapi karena belum tepat jam 7, jadi kita masih bisa melayani, apalagi malam ini saya bermalam di sini!” Ketika sedang mencuci rambut, tangan Joni yang kuat memijat-mijat kepala Adrian, sehingga Adrian keasyikan luar biasa. Lalu ia beri komentar, “Wah, pijatannya enak,ya!!” Mendengar pujian dari Adrian, Joni makin menguatkan pijatannya.
Setelah selesai dikeramas, Adrian didudukkan di sebuah bangku depan cermin dan rambutnya yang basah dikeringkan dengan handuk oleh Joni. Sebelum mulai mengambil cream untuk rambut Adrian, Joni menuju ke pintu dan membalikkan papan kecil di pintu sehingga tampak tulisan ‘closed’ dari luar. Lalu Joni mengunci pintu bagian dalam salon itu. Adrian duduk sambil membaca majalah-majalah yang ada di depan tempat duduknya. Adrian bertanya,”Lho, sudah ditutup, ya? Saya ‘pasien’ terakhir, dong!!? Ha..ha…ha” Joni menjawab sambil tersenyum,”Iya, soalnya sudah jam tujuh!”
Joni mengambil cream NR dan mengoleskannya pada rambut Adrian dan mulailah ia beraksi memijat-mijat kepala Adrian. Sambil memijat, Joni bertanya kepada Adrian,” Tinggal di mana?” “Oh, saya kos! Tempat kos saya kira-kira lima rumah dari salon ini!” Lalu Joni menjawab,” Oh, kalau gitu dekat dong!”
Joni memijat bagian atas kepala Adrian, lalu menuju ke bagian belakang lehernya. Adrian betul-betul menikmati pijatan Joni. Lalu ia berkata,”Wah, kalau pijat kepala aja begini enak, gimana kalau pijat badan!! Pasti lebih enak,ya!?” Joni hanya tersenyum mendengar pujian Adrian. Ketika tiba pada bagian belakang leher Adrian, Joni berkata,”Apa punggungnya mau dipijat?” Adrian langsung bilang,”Wah, kalau bisa sih seluruh tubuh saya,deh! Soalnya lagi capek, nih!!”
Joni langsung permisi untuk membuka satu kancing atas baju kemeja Adrian. Tanpa diduga, Adrian langsung membuka tiga kancing sekaligus, sehingga Joni agak kaget. Tapi ia tidak memperlihatkan keterkejutannya di hadapan Adrian, dan terus melakukan tugasnya. Lalu Joni mulai memijat pundak Adrian dan menuju ke punggung dan pinggangnya sambil Adrian tetap dalam posisi duduk.
Lalu Adrian menawarkan kepada Joni,”Wah, bagaimana kalau saya buka saja kemeja saya…daripada kena cream, nanti kotor! Maklumlah kalau anak kos musti cuci baju sendiri!” Joni tidak keberatan, dan ia mengambil handuk yang ada di pundak Adrian, lalu Adrian melepaskan kemejanya. Jantung Joni mulai berdegup kencang dan merasakan ada sesuatu yang menonjol di bagian depan celananya.
Joni meneruskan memijat punggung Adrian sampai bagian pinggangnya, sementara bagian kepala Adrian sudah ditutup dengan handuk hangat. Lalu tiba pada bagian depan dari pundak, Joni mengoleskan sedikit cream di bagian itu dan memijatnya. Lalu tangannya menuju pada bagian dada,…dan ketika tiba pada bagian puting susu Adrian, Joni begitu terkejut, karena bagian itu menegang dan semakin terusap oleh tangan Joni, semakin Adrian menikmatinya dan tanpa sadar, alat vital Adrian makin menegang, dan Joni hanya mengamati saja sambil tersenyum.
Setelah selesai di bagian dada, Joni kembali lagi memijat bagian bawah dari pinggang Adrian, persis dekat batas pinggang celana jins-nya. Ketika tangannya menyentuh bagian itu, Adrian menanyakan,”Wah, sebaiknya saya tengkurap saja,ya!? Apa ada kasur, sehingga saya bisa berbaring?” Joni menawarkan,”Bagaimana kalau pijatnya dilakukan di ruang belakang, tempat biasa untuk luluran?” Adrian bilang,”Wah, kenapa enggak bilang dari tadi?”
Mereka menuju ke ruang itu, dan ‘cream-bath’ itu dilanjutkan, posisinya masih Adrian dalam keadaan tengkurap dan masih di bagian pinggang bawah, kali ini Joni yang mengatakan,”Maaf, mas…bisakah saya buka celananya sedikit? Supaya enggak kotor kena cream!!”
Adrian mengangguk sambil bilang,”Silakan…biasanya saya kalau pijat juga enggak pake apa-apa! Kan sama-sama laki,ya!!?” Lalu Adrian membuka ritsluiting celana jins-nya sambil tetap tengkurap dan Joni menurunkan celana itu. Ketika mulai menurunkannya, ia terhenyak sejenak, karena mengetahui kalau Adrian tidak memakai CD alias celana dalam!! Joni bertanya, “Lho, kamu enggak pakai underwear, ya?!” Adrian bilang,” Biasa kok! Enggak apa! Oh ya…sekalian deh buka aja celana saya, lebih enak enggak pakai celana sekalian!!” Joni menurut saja dan membiarkan ‘pasien’nya itu tertelungkup dalam keadaan tanpa busana dan alat vitalnya makin menegang dan mulai sedikit basah!
Setelah selesai di bagian belakang tubuh, Joni mempersilakan Adrian untuk membalikkan tubuhnya. Tanpa menunggu lama, Adrian membalikkan tubuhnya dengan tidak malu sedikitpun, dan ‘barang’nya sudah menegang sekali. Joni meneruskan memijat di bagian dada dan perut. Ketika Joni memijat bagian itu, Adrian merasakan kenikmatan luar biasa dan tangan Adrian meremas alat vital Joni yang masih ditutupi celana panjangnya. Lalu Adrian membuka ritsluiting celana Joni dan tak lama kemudian, mereka berdua sudah ada dalam keadaan bugil.
Joni tetap memijat perut bagian bawah Adrian dan Adrian meremas-remas dan menggocok alat vital Joni. Lalu Joni juga memijat bagian alat vital Adrian dan Adrian betul-betul merasakan kenikmatan luar biasa, dan ia langsung mengisap alat vital Joni, sambil tangannya mengusap-usap puting susu Joni. Keduanya betul-betul saling menikmati tubuh masing-masing dan cream yang biasa digunakan untuk creambath itu mereka pakai sebagai alat yang makin membawa mereka sampai ppada puncak kenikmatan
Kemudian mereka saling tindih menindih dengan posisi berlawanan, Adrian menghadap dan mengisap alat vital Joni, begitu pula sebaliknya. Akhirnya setelah terus masing-masing menggoyangkan tubuhnya sambil bersalutkan cream, maka………”Ahhh…ahhhh…ahhhh” teriak keduanya dan keluarlah cairan putih hangat dari alat vital mereka masing-masing pada waktu yang hampir bersamaan dan cairan itu bercampur dengan cream itu.
Setelah itu mereka mandi bersama sambil berpelukan dan berciuman dengan mesra sambil membersihkan tubuh mereka dari dua macam ‘cream’ yang menyalut tubuh mereka.
Setelah berpakaian, Adrian bertanya,”Berapa tarif creambath-nya, Jon?” Joni tersenyum sambil berkata, “GRATIS!….krim kamu sudah mengganti harga cream saya!!” Sebelum berpisah mereka berangkulan dan sejak itu, Adrian sering cream bath di salon baru itu khususnya ketika menjelang jam 7 malam!!!,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,